Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Ayo Refleksi Diri Penggawa Timnas, Jadikan Filipina Kendaraan untuk Raih Juara Grup

Diperbarui: 30 Desember 2022   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bolanet


Ilustrasi Pribadi

Jadlah cerdas dan cerdik, jangan sampai licik. Belajarlah dengan mendengar, berbicara, membaca, menulis, melihat, menonton, mengamati, memperhatikan, latihan, mencoba, mempraktikan, memperbaiki, memperbarui, dan lainnya agar tidak bodoh.(Supartono JW.30122022)

Saya pikir, kehadiran Presiden Indonesia, Jokowi menyaksikan langsung di Stadion Gelora Bung Karno SUGBK saat Timnas Indonesia meladeni Thailand di dampingi oleh Ibu Iriana akan membawa perubahan intelegensi dan personality para penggawa garuda, hingga Garuda dapat menang versus Pasukan Gajah Putih, eh Gajah Perang.

Strategi benar dimentahkan tabiat

Sayang, tabiat rendah intelegensi dan personality, akhirnya kembali menghambat Timnas Indonesia menang atas Thailand. Bahkan, di depan Presiden, anak-anak Indonesia yang setiap kali melakukan aksi bodohnya tersorot kamera televisi, ternyata bukannya sadar sudah tampil menjengkelkan, terus melalukan perbuatan bodoh.

Perbuatan bodoh ini, nyaris terjadi sepanjang laga. Identifikasonya, ada pemain yang terus rajin menarik kaos lawan saat kalah bersaing berebut bola. Menjegal lawan yang tidak perlu dilakukan. Bermain egois hingga peluang mencipta gol hilang. Melakukan kesalahan elementer passing, control, akurasi yang tidak tepat. Hingga membuang kesempatan emas mencetak gol saat gawang sudah kosong.

Semua perbuatan bodoh tersebut berulang kali terjadi, seolah tidak menyadari bahwa sebagian identifikasi kebodohan yang dilakukan karena rendah otak dan kepribadian/mental pemain kita memang dimanfaatkan oleh kecerdikan para pemain Thailand.

Ibarat menanam maka memetik, maka demikian juga dengan Timnas Indonesia. Karena tabiat bodoh terus melekat dan dirawat, maka yang dipetik sesuai perbuatan bodohnya hingga kemenangan di depan mata sirna.

Apa yang ditabung, saat tabungan di buka, akan kita peroleh tabungan sesuai wujud dan jumlah yang ditabung. Menanam dan merawat tabiat cerdas dan cerdik, maka Thailand mampu memetik hasil tidak kalah dari Indonesia, bahkan dalam posisi jumlah pemain 10 orang.

Sebaliknya, Indonesia memetik hasil sesuai tabiat kebodohannya, maka kemenangan di depan mata, sirna oleh perbuatan tidak cerdas yang terus dipelihara.

Hasilnya, Timnas Indonesia gagal meraih poin sempurna setelah ditahan 1-1 oleh Thailand di lanjutan fase Grup A Piala AFF pada Kamis kemarin, 29 Desember 2022.

Strategi STy, benar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline