Bila hati-pikiran selalu bersyukur- berterima kasih atas apa yang diterima-terjadi, maka terbentuk karakter pribadi yang tahu diri dan membalasnya dengan menghargai.
(Supartono JW.02122022)
Alhamdulillah, Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN) ke-2, Piala Mochammad Yana Aditya (KSN 2 PMYA) Selasa-Rabu, 29-30 berjalan sesuai rencana dan kembali masuk kategori SUKSES sesuai penilaian berbagai pihak yang terlibat dalam KSN ke-2.
Deskripsi sukses pun dapat dirasakan dan dibaca, sebab tersaji dalam pemberitaan bahkan dapat diakses oleh publik sepak bola dunia.
KSN ke-2 adalah wujud eksistensi dan konsistensi SSB Sukmajaya sebagai SSB pelopor di Indonesia yang usianya jelang setengah abad.
Federasi?
Sejatinya, seharusnya, model KSN ini hanya dapat digelar oleh federasi sepak bola resmi di Indonesia, namun, nyatanya hingga setengah abad nama SSB digaungkan, namun jangankan federasi menghargai SSB, mengakui dan membakukannya dengan wujud regulasi tentang kedudukan dan fungsinya saja, belum pernah dibuat.
Tetapi, apa yang dilakukan oleh SSB, hasilnya dipetik. SSB terus bak sapi perah yang pendidikan dan pembinaannya dibiayai oleh para orangtua sebagai sponsor utama, tetapi tanpa menanam, federasi dan klub tinggal memetik siswa dengan berbagai dalih.
Tiket yang saya miliki
Karenanya, sedikit tiket yang saya miliki, sebagai pengamat pendidikan dan sepak bola nasional, saya dapat memilih dan mengundang tim yang layak dihargai berdasarkan pengamatan yang logis.
KSN ke-2 pun, meneladani Agum Gumelar dan Ronny Pattinasarani yang memberi pelajaran sangat berharga kepada saya, tentang bagaimana caranya menghargai SSB yang terpatri dalam event bersejarah bernama Kid's Soccer Tournamen 1999 (Diagaungkannya nama SSB untuk pertama kali) dan McDonals Futsal Tournamen 2001 (Masuknya Futsal pertama kali ke Indonesia).