Kaget, kok bisa ada partai siluman? Tidak ada angin, tidak ada hujan, tahu-tahu ada partai baru yang malah sudah langsung terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dan tak tanggung-tanggung langsung pakai nama PARTAI MAHASISWA.
Sementara mahasiswa yang lain berjibaku membela rakyat dengan melakukan demonstrasi ke Istana Negara dan DPR, ini ada.yang malah adem ayem, ngumpet tak ikut demo, tak tahunya sudah bikin partai.
Tak cerdas, mau digiring, terperangkap
Gilanya, kok bisa langsung pakai nama mahasiswa. Ini mahasiswa yang mana? Mahasiswa Indonesia? Mahasiswa provinsi? Mahasiswa Kabupaten/Kota? Mahasiswa Kecamatan? Atau mahasiswa Desa/Kelurahan/RW/RT? Lucu.
Selama ini, kitah mahasiswa Indonesia itu sudah terlegitimasi secara publik sebagai
pengontrol kebijakan pemerintah.
Bila akhirnya banyak pihak yang bilang lahirnya Partai Mahasiswa ini lucu, salah kaprah dan lainnya. Itu benar sekali. Memang, membikin partai adalah hak setiap warga negara. Tapi, di mana kecerdasan intelegensi para pencetus dan para pihak yang sepertinya memang ada yang sengaja menyeret mahasiswa yang masih dangkal ini, masuk ke politik praktis. Kuliah di mana sih mereka? Mau digiring dan terperangkap?
Mahasiswa itu, yang benar, kuliah S1 jatahnya 4 tahun. Kecuali nambah S2 dan S3, jadi bisa nambah 3/4 tahun lagi, masih bernama mahasiswa. Secara strukur organisasi kepartaian saja tentu akan ada kendala, bila dikaitkan dengan masa kuliah. Ini bikin partai dan tak sadar diri, apa tugas dan kewajiban mereka.
Mahasiswa tak permanen!
Mahasiswa itu datang dan pergi (lulus) Tak tetap, Tak permanen. Saat masih berstatus mahasiswa, punya suara hati yang dipadu dengan intelektualitas dan akademis, sehingga dapat cerdas mengontrol pemerintahan. Tetapi ketika selesai, tak berstatus mahasiswa, lulus, kalau demo statusnya jadi massa/rakyat.
Tak bisa dibantah, tak bisa disangkal. Mahasiswa tak permanen, maka sangat tak masuk akal bila membentuk partai. Suara hati dan idealisme pun pasti akan luntur, karena begitu masuk politik praktis, akan ditunggangi oleh berbagai kepentingan. Dan, ini sangat berbahaya bagi negara Indonesia, karena rakyat tak akan ada lagi yang membela.
Secara sejarah, historis, sejak Indoesia merdeka, gerakan mahasiswa telah menjadi gerakan yang datang dan pergi untuk membawa aspirasi rakyat. Bila menjadi partai, maka gerakan mahasiswa akan permanen. Tak datang dan pergi lagi.