Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Apakah Hati Saya Bersih?

Diperbarui: 17 April 2022   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Perbuatan benar dan baik, selalu datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. 

(Supartono JW. ditulis ulang, 17042022)

Kapan berhenti, kapan disudahi? Para pemimpin sendiri juga terus ikutan memanasi. Ada yang mau duel sebagai ujung dari saling serang. Ada yang terus dihujat. Dan ada yang ini, ada.yang itu, rasanya suasana Ramadhan tetap saja sama seperti bulan-bulan yang lain. Penuh hawa nafsu.

Dalam fase 10 hari kedua ibadah Ramadhan yang penuh ampunan ini, ternyata kisah-kisah tentang perbuatan manusia yang dasarnya dari hati tak bersih, masih terus konsisten di +62, sebab antara pemerintah, parlemen, dan rakyat terus ada jurang masalah.

Hal itu dapat dipotret minimal hanya dari sekadar membuka berita di media massa maupun membuka media sosial. Isinya membanggakan diri, saling serang, menyalahkan, saling tantang, dan sejenisnya, tetapi rakyat pada umumnya tetap saja tertekan. Dan, itulah manusia-manusia Indonesia yang ikut ambil bagian dalam pesta kekuasaan terkini, sifat dan karakternya nampaknya justru semakin terbentuk bak sifat setan.

Malaikat, setan, manusia

Semua umat manusia, siapa yang tidak tahu, bila sesuai ajaran agamanya, Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini memiliki sifat khusus. 

Malaikat, diciptakan Allah dengan sifat khususnya selalu patuh pada Allah dan selalu berbuat baik. Jika ada malaikat yang tidak patuh, maka ia tidak lagi dinamakan malaikat. Karena kepatuhan itulah ia disebut dengan malaikat.

Setan, diciptakan oleh Allah dengan sifat khusus, selalu ingkar kepada Allah dan selalu berbuat kejahatan. Jika setan ada yang patuh dan berbuat baik, maka ia tidak lagi dinamakan setan dan harus diganti namanya.

Manusia dicipta Allah sifat patuh dan ingkar. Kepatuhan manusia kepada Allah bisa lebih malaikat daripada malaikat. Sebab kalau malaikat patuh tidaklah aneh, karena ia tidak mempunyai sifat ingkar. Akan tetapi, jika manusia yang patuh dapat dikatakan luar biasa, karena manusia sanggup mengekang sifat ingkarnya.

Pertanyaanya, mengapa manusia bisa ingkar? Jawabnya, karena manusia diciptakan dari dua unsur. Unsur yang pertama ialah jasmani atau jasad, diciptakan dari tanah dan bersifat benda atau materi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline