Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Dikasih BLT, BSU, Siapa Rakyat Menolak?

Diperbarui: 7 April 2022   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Dibikin susah dan menderita, tapi siapa rakyat yang akan menolak BLT, BSU, dan lainnya sesuai siasat, dan selalu ada penyelewengan dan tak tepat sasaran? (Supartono JW.07042022)

Rakyat yang kesusahan dan menderita, diguyur bantuan dalam bentuk apa pun, sekecil apa pun, pasti diterima, bahkan berebut. Tapi siapa yang bikin susah dan derita, Mereka-mereka juga. Sebab, bantuan hanya atas nama, karena asal uangnya, juga dari rakyat. Itulah siasat agar rakyat jadi "INGAT MEMBALAS BUDI" kepada yang sudah jadi pahlawan, membantu. 

Kisah pemulihan ekonomi di Indonesia oleh pemerintah, ternyata penuh episode yang mengharu biru, apalagi menjelang Ramadhan 1443 Hijriah, hingga kini sudah memasuki bulan Ramadhan, semua rakyat tahu dengan apa yang terjadi di +62. Sampai-sampai ada rakyat yang bertanya melalui pesan vidoe yang tersebar via medsos. Judulnya "Ada Apa Indonesiaku". Isinya, ya berupa pertanyaan-pertanyaan, mengapa Indonesia sekarang begini. 

Seolah tak ada kaitannya dengan pertanyaan di video tersebut, setelah berbagai kejadian yang terus mendera, ternyata episode pemulihan ekonomi itu baru muncul. Sepertinya memang harus begitu adegan kisahnya. 

"Untuk meringankan beban masyarakat pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng," kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers daring yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (1/4/2022).

Bukan hanya BLT minyak goreng, pemerintah juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah (BSU). Tujuannya, untuk meringankan beban masyarakat, terutama di tengah situasi pandemi virus corona.

Simaklah adegan pemulihan ekonomi yang oleh beberapa pihak disebut sebagai SIASAT. Terlebih, modal untuk pemulihan ekonomi juga diambil dari uang rakyat, tetapi dalam pelaksanaannya, selalu mengalami masalah tak tepat sasaran dan lain sebagainya.

Lalu siasat untuk apa? Apa siasat untuk merebut hati rakyat? Seolah menjadi pahlawan, tapi kesiangan. Sebab rakyat dibikin menderita dulu. Lalu, datanglah bantuan sebagai siasat untuk intrik politik. Apalagi kalau bukan demi harta dan kekuasaan?

Kembali ke episode pemulihan ekonomi. Pertanyaannya, siapa yang kalah dalam urusan minyak goreng? Tetapi, Jokowi mengatakan, BLT minyak goreng diberikan merespons harga minyak yang naik cukup tinggi beberapa waktu terakhir. 

Berapa BLT minyak goreng? Ternyata
nilainya Rp 100.000 per bulan. Setiap penerima akan mendapatkan bantuan selama 3 bulan yaitu April, Mei, dan Juni.
Namun demikian, BLT minyak goreng akan disalurkan pada bulan April sekaligus. Artinya, total pencairan bantuan sekaligus Rp 300.000 bagi setiap penerima.

Lalu, rakyat yang mana yang ditarik hatinya dengan BLT minyak goreng? Apa seluruh lapisan masyarakat, karena semua terdampak ulah pemerintah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline