Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Di Balik Alasan Omicron, PSSI Harusnya Malu, Timnas U-23 Gagal ke Kamboja

Diperbarui: 14 Februari 2022   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


TIDAK ANTISIPASI. Itulah dua kata yang dapat saya ungkap, menanggapi absennya Timnas Indonesia U-23 dalam Piala AFF U-23 2022 di Kamboja, padahal Garuda Muda adalah jawara bertahan turnamen tersebut.

Maaf, sejatinya saya malas mengulas masalah batalnya Timnas U-23 berlaga di Piala AFF U-23 kali ini. Namun, hingga detik ini, media massa nasional mau pun manca negara masih terus mengulik masalah gagalnya Timnas Indonesia U-23 berangkat ke Kamboja. Tetapi, tak ada satu pun yang membuat analisis yang menusuk untuk jadi perbaikan dan pembenahan pengurus PSSI agar cerdas!  Sehingga tidak mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari. Gemas saya. Hmmm.

Catat! Ketua Umum PSSI bilang di media massa, bahwa PSSI rugi besar karena tidak bisa membatalkan kontrak sewa pesawat akibat anak Garuda gagal terbang.

Ingat! Ada kritik dari netizen Malaysia, yang harus diakui benar dan fakta. Negara punya penduduk 270 juta, tapi gagal mengirim sebuah Timnas yang jumlah pemainnya hanya puluhan. Begitu beberapa terjangkit Omicron, tim jadi ambruk. Mengapa tidak sejak awal di siapkan 35 atau 40 atau 50 pemain? Stok pemain U-23 Indonesia bukan puluhan lho. Bahkan bila setiap provinsi, Asprovnya diminta menyiapkan, bisa ada 34 Timnas Indonesia U-23. Atau Tim Liga 1 dan Liga 2 juga diminta menyiapkan tim U-23, ada berapa tim U-23 di Indonesia?

Belum lagi bila tim Liga 3, tim Askab dan Askot juga diminta menyiapkan tim U-23, waaah, ada berapa jumlah pemain U-23 di seluruh Indonesia yang bisa jadi juga penuh talenta.

Miskin intelegensi, persiapan tak lazim

Sebelum Timnas U-23 dinyatakan gagal, saya sudah menulis artikel tentang persiapan Timnas U-23 yang tak lazim. Sebab, dengan mengabaikan melimpahnya talenta pesepak bola muda Indonesia, karena PSSI fokus ingin meraih prestasi dengan instan, pemain yang dipanggil Shin Tae-yong (STy) pun memaksakan diri harus pemain yang sebagian besar sedang mentas di Liga 1.

STy pun akhirnya harus berhadapan dengan Klub dan pelatihnya karena, mereka tak mau melepas pemain yang juga jadi tumpuan Klub.

Akibatnya fatal. PSSI meminta Timnas U-23 mampu mempertahankan gelar, sehingga  STy tetap bergeming dengan pemain pilihannya, tapi Timnas U-23 rela tak TC ideal, pun sama sekali tak ada laga uji coba. Inilah persiapan Timnas tak lazim sejak PSSI berdiri.

PSSI memberi target Timnas U-23 pertahankan gelar. Maka, STy terpaku hanya kepada pemain yang dianggapnya terhebat di Indonesia. Rela persiapan Timnas U-23 compang-camping karena pemain tak jalani TC ideal dan tak ada laga uji coba. Benar-benar miskin intelegensi, tetapi memasang target Timnas U-23 pertahankan gelar dengan persiapan tak lazim.

Tiga penyabab, tak diantisipasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline