Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Mawas Dirilah Timnas, Semoga Hasil Final Leg Kedua Tetap Membanggakan Publik Sepak Bola Indonesia

Diperbarui: 31 Desember 2021   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Jadikan mawas diri sebagai pondasi, minimal agar tak mempermalukan diri sendiri

(Supartono JW.31122021)

79 kali sudah timnas Indonesia bersua dengan timnas Thailand di semua ajang dan 13 kali beradu di Piala Tiger/Piala AFF. Pertemuan ke-79 pada partai final leg pertama Piala AFF 2020. Hasilnya, Indonesia dicukur habis dengan kekalahan telak 4-0. 

Catatan head to head-nya pun bagi Thailand menjadi mampu menyingkirkan Indonesia sebanyak 40 kali di semua ajang, di Piala AFF menjadi 10 kali kemenangan. Sementara Indonesia tetap di catatan menang 25 kali, imbang 14 kali di semua ajang. Di Piala AFF menjadi kalah 10 kali dari 13 perjumpaan.

Apakah pertemuan ke-80 dalam leg kedua Piala AFF, Sabtu (1/1/2022) di Stadion Nasional, Singapura, Indonesia akan mencipta catatan baru? Imbang atau menang atas Thailand? Sebelum bicara leg kedua, saya akan ulas sedikit catatan mengapa Indonesia sampai dicukur 4-0. Menyimak jalannya laga, beberapa catatan bisa saya ungkap. Di antaranya:

Pertama, strategi pelatih Shin Tae-yong (STy) yang kurang tepat atau para pemain yang tak mampu menjalankan strategi dengan benar? Dalam laga,  Indonesia nampak bermain terbuka sejak menit pertama. Seolah yang dihadapi adalah tim sekelas Kamboja atau Laos, atau Malaysia. Lini pertahanan tak terkoordinasi dengan baik, apalagi pertahanan sisi sebelah kiri begitu lemah.

Namun, secara umum, pemain di lini pertahanan memang tak cerdas intelegensi dan personaliti hingga melakukan kecerobohan yang saya sebut bermain kampungan.

Kedua, setali tiga uang, komposisi pemain di bagian depan juga ada yang kurang tepat diturunkan oleh STy terutama di ujung tombak. Bahkan, di posisi ini, publik sepak bola nasional dibikin bingung oleh STy, karena masih banyak pemain di posisi ini yang lebih layak masuk tim dibanding yang sekarang ada di Singapura.

Artinya, di laga leg pertama, strategi STy salah atau tak bisa dijalankan. Pemasangan pemain belakang dan depan juga tak tepat, sudah begitu nampak sok-sok an bermain terbuka, padahal yang dihadapi Thailand. Tim level Asia. Tim tercerdas. Tim terbaik dalam Piala AFF 2020. Tim kotaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline