Bila Shin Tae-yong (STy) meminta Asnawi Mangkualam tak pernah melakukan provokasi lagi, adalah wajar dan tepat. Apalagi kalau sampai dilanggar, ancamannya tidak main-main, yaitu tidak akan dipanggil ke Timnas Indonesia lagi sepanjang STy masih menukangi Garuda.
Tak cerdas integensi dan personaliti
Memang, kendati pada akhirnya timnas Indonesia lolos ke partai puncak, Babak Final Piala AFF 2020, akan menantang timnas Thailand, banyak catatan tak mengesankan yang benar-benar wajib diperbaiki oleh para pemain Indonesia, khususnya dalam hal intelegensi dan personaliti.
Selain perbuatan Asnawi yang tak menjunjung sportivitas fair play dalam olah raga (sepak bola), perbuatannya sekaligus juga menunjukkan spidometer intelegensi dan personalitinya, attitudenya.
Setali tiga uang, pemain lain juga berulangkali menunjukkan ketidakcerdasan intelejensi dan personaliti, baik saat Indnesia unggul 1-0 atau tatkala Indonesia dalam posisi tertinggal 1-2 oleh 9 pemain timnas Singapura.
Pelanggaran demi pelanggaran terus dilakukan oleh para pemain Indonesia, seolah tak ada pikiran bahwa hal itu selain semakin menunjukkan bahwa pemain bersangkutan jadi nampak kebodohannya, juga membuang-buang waktu yang tidak perlu.
Pemain belakang terus bikin pelanggaran bodoh. Ada pemain depan yang tetap egois dan individualistis. Ada yang terus sok melakukan tendangan jarak jauh, tetapi selalu mengapung. Bahkan Egy pun sampai disindir mau dikasih jersey oleh pemain Singapura dari pada minta kaos saat sedang bermain karena melakukan pelanggaran menarik kaos.
Beruntung dewi fortuna masih berpihak kepada Indonesia, hingga Nadeo.mampu memblok tendangan pinalti. Andai Nadeo gagal, gugurlah Indonesia di tangan Singapura yang hanya bermain dengan 9 orang, saat kedudukan imbang 2-2.
Andai pinalti menjadi gol, entah apa isi berita yang akan menghiasi media massa di Asia Tenggara maupun Asia dan Dunia, karena Singapura berhasil menggulung Indonesia dengan kekuatan hanya 9 pemain melawan 11 pemain. Sebabnya karena pemain Indonesia tak mampu menguasai diri, apalagi menjnakkan lawan.
Sebelum laga, saya juga sudah menulis catatan tentang kelebihan dan kelemahan intelegensi dan personaliti penggawa Garuda. Lalu, legenda sepak bola nasional, Kurniawan DJ juga sampai memberikan tip sederhana, yaitu cegah serangan balik dan jangan sampai terjadi servise bola-bola mati, ternyata Indonesia tetap dibikin mati kutu oleh bola-bola mati Singapura. Akibat dari lolosnya counter attack dan tetap tak mampu meredam servise bola mati.
Contoh buruk