Rangkuman kusutnya sepak bola nasional oleh Drs. Supartono, M.Pd. (Supartono JW). Pengamat sepak bola dan pendidikan nasional.
Dalam beberapa waktu saya sudah enggan menulis persoalan sepak bola nasional, pun enggan menulis perihal pendidikan nasional yang setali tiga uang masalahnya seperta sepak bola, kusut dan bikin Indonesia terus tercecer.
Ironisnya, saat saya enggan dan coba menghindar, justru saat bertemu dan bersinggungan dengan para pegiat sepak bola, baik di lapangan atau Stadion saat ada menyaksikan laga sepak bola. Atau melalui komunikasi media sosial, saya justru semakin sering mendapatkan pertanyaan dari publik menyoal sengkarut sepak bola nasional yang seolah untuk membuat sepak bola Indonesia bangkit, tingkat kesulitannya ibarat mencari sebuah jarum di dalam tumpukan jerami.
Biang keladi kusutnya sepak bola kita
Karenanya, berikut saya rangkum hasil kegelisahan publik yang sampai kepada saya, dan saya coba tulis dengan pendekatan sesuai fakta dan data di lapangan.
Perlu saya sampaikan, ada publik pecinta sepak bola nasional yang berharap pemerintah membekukan PSSI. PSSI di-nol-kan, lalu buat PSSI baru.
Ada publik yang bingung, betapa ringannya prasyarat seseorang mengambil lisensi pelatih sepak bola di Indonesia.
Ada yang terus bertanya, apakah instruktur pelatih untuk Kursus Lisensi Pelatih Sepak bola di Indonesia sudah ada penyegaran? Kompetensi dan profesionalisme Instruktur juga memenuhi syarat dari segi berbagai bidang keilmuan instruktur pelatih modern dan ada kualifikasi sertifikasi atau ijazahnya?
Banyak publik yang sangat prihatin, sepak bola akar rumput ( Usia anak dini atau PAUD di sekolah formal) justru di ampu oleh pembina/pelatih sepak bola yang hanya berlisensi Pelatih D. Sementara syarat bisa ikut kursus Lisensi D PSSI hanya rekomendasi surat dari SSB (untuk yang diselenggarakan Asprov/ Askab/Askot), setelah mengantongi Lisensi D lalu diizinkan melatih SSB/grassroots.
Hal ini tentu bukan tak disadari oleh PSSI maupun pemerintah. Dan, mengapa pemain timnas terus bermasalah? Karena di sektor akar rumput, sepak bola nasional dibiarkan dikelola oleh pihak yang salah atau pihak yang tak berkompeten secara profesionalismenya.
Seseorang yang tak pernah sekolah formal, seseorang yang bahkan tak pernah bersentuhan dengan sepak bola, seseorang yang sama sekali tidak tahu kehidupan dan bagaimana menghadapi anak-anak usia dini, bisa mengantongi Lisensi D, dan bisa menjadi pelatih di sepak bola akar rumput (Pondasi kehidupan, pondasi timnas). Padahal Pelatih=Guru!!!