Laga uji coba ke-11 Timnas U-19 telah berlangsung dengan hasil Witan cs ditahan imbang Qatar 1-1.
Dengan demikian, catatan prestasi Shin Tae-yong (STy) dalam memproses Timnas U-19, untuk sementara menjadi 2-2-7, 2 menang, 2 seri, dan 7 kalah.
Namun, meski selama ini STy selalu bicara proses dan tidak mementingkan hasil yang membikin publik sepak bola nasional "gerah" karena memang selama timnas U-19 sudah merasakan jadi bulan-bulanan timnas dan tim lain karena sudah 7 kali kalah selama di asuh STy, nampaknya kegerahan publik sampai juga ke telinga STy.
Ternyata, STy menyesal, tatkala Timnas U-19 ditahan pada uji coba kedua, setelah kebobolan pada menit terakhir.
Pertanyaannya, mengapa STy tidak menyesal, membiarkan selama 90+4 menit Garuda Muda tumpul? 1 gol yang dibikin pun karena lemparan ke dalam, bukan dari hasil permainan tik-tak di lapangan.
Stadion Velika Gorica, Zagreb, pada Minggu (20/9/2020) Malam WIB, ternyata menjadi saksi dari "Keras Kepala/keras hati" nya STy yang tetap memaksakan pakem 4-4-2, dengan mengorbankan David dan Beckam menjadi pemain yang saling menggantikan, sementera terus membiarkan dua penyerang di depan yang hampir sepanjang laga tak berkontribusi. Dua penyerang ini benar-benar justru menjadi tembok penghalang Timnas U-19 menciptakan gol dalam permainan.
Sebab, selain skill individu yang masih dibawah standar, dua penyerang yang diturunkan STy pun sangat lemah dalam kecepatan.
Lebih ironis, Beckam yang jelas-jelas memberikan warna baru bagi permainan Timnas U-19, yang kali ini diturunkan sejak menit awal, sehingga tim mampu mengontrol laga dan terlihat mampu menguasai permainan, pun lebih bertenaga dalam serangan, justru ditarik di babak kedua digantikan tandemnya David Maulana.
Dua penyerang yang terus menghambat Timnas U-19 mencetak gol, malah masih dibiarkan berlari-lari "jogging" di lapangan.
Lebih dari itu, kini publik sepak bola nasional juga semakin tahu, bahwa kerangka Timnas U-19, dengan materi pemain yang dibawa ke Kroasia, sudah jelas pemain itu-itu saja, demi mengisi pakem andalan 4-4-2 yang maaf, "sudah ketinggalan zaman" bila materi pemain belum ada perubahan, khususnya di sektor penyerang.
Lebih miris lagi, keras kepala/keras hatinya STy nampak jelas, sebab dari semua pemain yang di bawa ke Kroasia, masih ada beberapa pemain yang hanya ikut latihan, makan dan tidur jauh-jauh ke negeri orang, tanpa semenit pun diberikan kesempatan bermain.