Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Tetap Berharap kepada Bagas-Bagus dan Rekan sebagai Tulang Punggung Timnas U-19

Diperbarui: 9 September 2020   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Seluruh media massa dan publik sepak bola dunia yang mengikuti proses pembentukan Timnas Indonesia U-19, kini minimal sudah dapat menilai kualitas pemain-pemain yang sedang di besut Shin Tae-yong (STy) di Kroasia.Dengan berpedoman pada "proses" dan tidak melihat hasil uji coba menang atau kalah, meski pada akhirnya sejarah sepak bola dunia dan Indonesia tetap mencatat bahwa Timnas U-19 yang sedang berporses telah menjadi lumbung gol. Digasak Bulgaria tiga gol dan dihujani tujuh gol oleh Kroasia.

Dan, pada akhirnya setelah STy memberikan kesempatan pada pemain-pemain yang dipilihnya dan turut serta dibawa ke Kroasia, maka STy baru dapat tersenyum setelah melihat bentuk permainan Timnas Indonesia yang asli, tatkala memberikan kesempatan Bagas, Brilian, Beckam, Supriyadi, dll turun gelanggang.

Seandainya saja STy yang jelas sudah memahami kualitas individu pemain besutan Fakhri Husaini yang masih tersisa di tangan STy, dan memberikan kesempatan bermain sejak bentrok versus Bulgaria lalu lanjut menurunkan mereka sejak menit awal saat ditantang Kroasia, bukan mustahil Timnas U-19 dapat mengimbangi atau bahkan membalikkan keadaan dengan mengandalkan skill individu, kolektivitas tim, permainan cepat, dan bola-bola pendek khas David Maulana cs.

Namun, kembali saya tegaskan, perlu disadari khususnya oleh seluruh publik sepak bola nasional. Kini di Kroasia STy memboyong 27 pemain yang di dalamnya ada sebagian kecil mantan pemain binaan Fakhri Husaini yang secara kualitas semuanya sudah sangat layak berjersey Timnas U-19.

Sehingga, STy pun harus bijak, dengan tetap memberikan kesempatan kepada para pemain yang bukan besutan Fakhri, yang jumlahnya lebih banyak, untuk unjuk kebolehan, meski risikonya Timnas harus jadi bulan-bulanan Bulgaria dan Kroasia.

Memang disayangkan, pemain-pemain muka baru yang kini ada di Kroasia lalu diberikan kesempatan tampil, tak mampu membuktikan dirinya layak berjersey Timnas U-19, karena mereka masih sangat bermasalah dalam elementer dasar bermain sepak bola.

Saya juga yakin, STy akan sangat berat membentuk Timnas U-19 dengan bekal materi pemain yang kini ada di Kroasia, sebab pemain baru di luar pemain besutan Fakhri, sudah terukur kemampuan skill individunya setelah diberikan kesempatan bermain.

Para pemain baru ini bukan hanya gagal mengangkat kualitas tim, namun mereka juga tak mampu menunjukkan bahwa mereka memang layak berada di Timnas. Indikator yang sangat mencolok, selain penguasaan bola yang memprihatinkan, saat mereka diturunkan juga tak nampak siapa yang dapat menjadi pembeda dalam tim. Bahkan pemain yang berkualitas pun jadi ikutan tak berkualitas, malah jadi ikutan bermain tak jelas karena terbawa permainan tak berbentuk dari rekan lainnya.

Hanya dari dua laga, kemampuan individu pemain kini sudah terbaca. Semoga saja STy lekas menyadari bahwa sebenarnya dia memiliki materi pemain berkualitas mantan besutan Fakhri yang tersisa setelah beberapa yang lain dicoret dan lekas menyadari bahwa sepak bola Indonesia memang akan sulit bila hanya hanya melihat dari segi postur.

Meski mantan pemain-pemain besutan Fakhri bermain dalam sisa waktu di babak kedua saat bentrok dengan Kroasia, namun di sisa waktu itu pula, langsung terlihat bentuk permainan Timnas U-19 terutama di lini tengah dan akhirnya mampu pula menciptakan gol lewat pemain kelompok ini.

Program STy ada yang salah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline