Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Kesadaran Semua Pihak, Kunci Memutus Mata Rantai Virus Corona di +62

Diperbarui: 7 September 2020   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Fakta bahwa pandemi corona di Indonesia belum dijinakkan adalah, catatan kasus pada Minggu (6/9/2020), masih terjadi penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 3.444 kasus.

Namun, penambahan dengan jumlah kasus sebanyak itu, ternyata kini direspon oleh masyarakat dengan biasa saja. Berbagai kegiatan kehidupan di tengah masyarakat Indonesia tetap nampak normal-normal saja.

Masyarakat pun terlihat semakin cuek, meski kasus Covid-19 di Tanah Air hingga saat ini mencapai 194.109 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020 dan pasien yang dinyatakan sembuh kini berjumlah 138.575 orang. Sementara angka kematian akibat Covid-19 kini mencapai 8.025 orang.

Mungkin dengan kondisi yang ada, kini tidak perlu kita membuka kembali catatan perjalanan pandemi corona di Indonesia mengapa sampai terus merajalela dengan melihat kasus penambahannya. Tidak perlu lagi kita bahas bagaimana sikap, tindakan, dan kebijakan pemerintah sejak sebelum corona datang, lalu corona bercokol di Indonesia hingga sampai sekarang.

Tidak perlu pula kita membahas adanya pihak-pihak yang menjadikan corona sebagai kendaraan untuk kepentingan maupun untuk mencari keuntungan. Tak berguna pula kita ulang-ulang bagaimana sikap masyarakat yang skeptis dan terus abai, cuek untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran corona.

Sebab, akibat dari kolaborasi sikap tersebut pada akhirnya membuat corona malah menjadi bergerak bebas dan leluasa di Indonesia.

Untuk itu, melalui momentum rapat kabinet paripurna, alangkah bijaknya, semua pihak mengeyampingkan ego dan pemikiran-pemikiran negatif, demi bersatu padu dan bersama-sama kompak memutus mata rantai virus corona di Indonesia.

Apa momentum tersebut? Dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Senin (7/9/2020), seperti saya kutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan seluruh jajarannya untuk mengedepankan aspek kesehatan dalam penanganan pandemi virus corona Covid-19.

Jokowi menegaskan, berbahaya jika aspek pemulihan ekonomi yang didahulukan. "Yang pertama perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik," kata Jokowi.

"Artinya, fokus kita nomor satu adalah kesehatan dalam penanganan Covid-19. Memang kuncinya ada di sini," sambungnya.

Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi selain dapat dijadikan pegangan oleh masyarakat bahwa kini pemerintah telah fokus kepada kesehatan/nyawa di banding ekonomi, juga wajib dijadikan momentum  untuk berbagai pihak dan masyarakat bahwa ekonomi tak akan sehat bila masyarakat tak sehat. Masyarakat tak selamat dari ancaman dan serangan virus corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline