Impian warga Buleleng untuk memiliki sebuah bandara di wilayahnya terpaksa dipendam dulu. Pasalnya, proyek Bandara Internasional Bali Utara, yang sebelumnya direncanakan dibangun di atas laut itu, dipastikan ditunda. Alasannya, perlu infrastruktur pendukung yang memadai terlebih dahulu.
Padahal, andaikata bandara itu jadi dibangun, Indonesia pun bakal berdiri sejajar dengan beberapa negara lain. Sebut misalnya, Jepang, China dan Turkiye, yang sama-sama sudah terlebih dahulu memiliki bandara-bandara di atas laut.
Beberapa bandara ternama di dunia makin bergeser ke arah laut. Memang ada yang masih di dekat pantai. Atau tetap menempel ke daratan besar. Tapi banyak pula yang sepenuhnya dibangun di atas laut. Baik di atas sebuah pulau buatan atau pulau reklamasi. Maupun gabungan pulau yang ada dan hasil reklamasi.
Pembangunan bandara baru di atas laut memang tidak terhindarkan. Lahan yang tersedia di daratan kian langka saja. Belum lagi kepadatan penduduk yang tinggi di area sekitar bandara lama. Dan jangan lupa dampak polusi suara pesawat pun bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Alhasil, menjauh dari daratan ke arah laut pun menjadi salah satu solusi terbaik. Terlebih lagi jika keselamatan pendaratan ikut menjadi pertimbangan. Perairan dangkal di dekat pantai menyediakan ruang pendaratan yang lebih aman andaikata terjadi pendaratan darurat.
Akan tetapi, membangun sebuah bandara di atas laut jelas tidak mudah. Dan sudah pasti akan menelan biaya fantastis. Jauh di atas bandara yang dibangun di atas daratan. Hongkong International Airport, misalnya, menghabiskan biaya konstruksi lebih dari 20 milyar dolar AS. Atau setara dengan 300 trilyun rupiah!
Biaya pembangunan bandara terkenal itu, yang juga dikenal sebagai Chek Lap Kok International Airport, begitu besar karena dibangun di atas laut. Di sebuah pulau reklamasi besar yang disatukan dengan dua pulau kecil lainnya, yakni Pulau Chek Lap Kok dan Pulau Lam Chau.
Tidak hanya biaya konstruksi bandara yang mahal. Tetapi, biaya infrastruktur pendukung pun tidak kalah mencengangkan. Misalnya, biaya pembangunan rel kereta api dan jalan raya yang melayang di atas laut. Dua jalur yang digunakan sebagai sarana transportasi ke/dari bandara.
Bandara Chek Lap Kok dirancang untuk menggantikan bandara Kai Tak International Airport yang terletak di Kowloon City yang padat. Pada tahun 1990-an, Bandara Kai Tak telah menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia. Resiko penerbangan pun kian meningkat karena lokasinya itu. Dan tidak memungkinkan lagi untuk diperluas.