Pesona sunrise konon bak kecantikan seorang gadis di saat baru bangun tidur. Fresh, natural and beautiful! Dan demi menyaksikan keajaiban itulah, tidak sedikit fotografer yang rela bangun dini hari. Tentunya, agar bisa menanti si gadis, eh sang mentari beringsut dari peraduannya.
Dalam suatu perjalanan singkat ke Bandar Lampung, saya diajak memotret sunrise. Aha, ini dia yang kunanti. Apalagi ada bonus di balik ajakan itu. Setelah memotret sunrise, kami akan diantar santap pagi di kedai Mie Lampung di Teluk Betung. Salah satu kuliner andalan di kota itu. Sedappp!
Provinsi Lampung memiliki ratusan pantai indah. Bertebaran di sepanjang garis pantainya yang mencapai 1.105 km. Dari pantai-pantai yang menghiasi dua sisi Teluk Lampung, Teluk Semangka, hingga di Selat Sunda. Anda bahkan dengan mudah menemukan spot foto untuk sunrise maupun sunset di provinsi ini.
Namun demikian, jika hanya ingin menikmati matahari terbit alias sunrise sambil memotret tipis-tipis, tidak perlu pergi terlalu jauh. Misalnya, sampai ke Teluk Kiluan dan sekitarnya. Tidak jauh dari Teluk Betung ke arah selatan pun ada. Berderet pantai-pantai yang cukup menarik dan mudah dicapai.
Di antaranya Pantai Duta Wisata, Pantai Tirtayasa, Pantai Queen Artha, Pantai Mutun, Pantai Sari Ringgung, Pantai Dewi Mandapa dan sebagainya. Pantai-pantai ini semuanya menghadap ke timur. Ke arah Teluk Lampung yang indah. Spot ideal untuk mengabadikan sunrise.
Kota Bandar Lampung, ibu kota Provinsi Lampung, masih terlelap di pagi itu. Jalan-jalan di sekitar hotel tampak lengang. Tetapi, tidak demikian di lobi Grand Anugerah Hotel. Tempat kami menginap kala itu. Beberapa teman lain yang hendak ikut sudah sibuk memeriksa gear yang wajib dibawa.Kamera, lensa lebar, filter, tripod, dan sebagainya. Memotret landscape memang butuh persiapan ekstra. Selain peralatan memotret lengkap, tidak kalah pentingnya adalah lokasi dan waktu memotret. Bahkan waktu bisa disebut sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan hasil foto yang bagus.
Dan tepat pukul 05.00 kami sudah melaju ke arah Teluk Betung. Tujuannya, Pantai Harnas! Persisnya, spot di sekitar dermaga. Jarak ke lokasi ini sebetulnya tidak terlalu jauh. Hanya 11 km dari hotel. Atau sekitar 20-25 menit berkendaraan di pagi subuh itu. Tetapi, kami berangkat lebih awal untuk memastikan tiba sebelum matahari naik di atas garis horison.
Pantai Harnas masih cukup gelap ketika kami tiba. Sesuai informasi dari aplikasi Sun Surveyor Lite, matahari diperkirakan terbit pada pukul 06.00. Jadi masih cukup waktu untuk observasi lokasi. Lalu mencari spot terbaik sebelum matahari mulai beranjak naik. Setiap fotografer pun sibuk memilih spot favoritnya.
Hunting sunrise memang selalu demikian. Harus tiba lebih awal. Apalagi jika lokasi persisnya belum diketahui pasti. Dan sopir yang belum berpengalaman bisa saja nyasar. Betul saja, nama Pantai Harnas ternyata belum begitu dikenal. Bahkan Google Map pun sempat kebingungan.
Rupanya Pantai Harnas ini lebih terkenal sebagai Pantai Tirtayasa. Boleh jadi nama itu disematkan ke pantai dekat dermaga itu karena lokasinya yang dekat Lapangan Harnas. Dan memang bersebelahan dengan Pantai Tirtayasa. Ah, ntar saya nanya Bang Adian Saputra saja. #Biarrame, eh biar lebih jelas. :)