Jumat pagi lalu, saya kembali ke Yogyakarta melalui Terminal 2, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Beberapa jam sebelumnya, sebuah pesan pendek dari sebuah maskapai yang saya gunakan menuju Yogya itu mengingatkan kembali akan waktu keberangkatan. Penerbangan akan sesuai jadwal pada jam 08.50. Bahkan setelah check in pun, jadwal yang tercetak di boarding pass tetap tidak berubah. Akankah tepat waktu?
Perjalanan udara di Indonesia memang kerap dilanda ketidakpastian soal waktu keberangkatan. Kosakata delay yang dalam bahasa Inggris berarti penundaan pun telah begitu akrab di telinga kita. Bukan hanya penumpang berdasi yang tahu artinya. Tetapi, mayoritas penumpang pun telah mengerti dengan baik arti kata yang paling tidak disukai itu.
Pada Rabu malam lalu, sebuah artikel yang ditulis Kompasianer David S. Silalahi dengan gaya humor membuatku ikut tersenyum. Senyum pahit. Pasalnya, Bang David yang hendak ke Kualanamu itu tidak hanya mengalami penundaan. Tetapi, pintu boarding pun berubah sampai tiga kali!
Begitulah memang nasib penumpang transportasi udara di tanah air. Apalagi yang berhubungan dengan sebuah maskapai penerbangan yang seolah identik dengan kata delay itu. Dan lebih luar biasa lagi, penundaan ini kerap tidak diumumkan. Penumpang pun dibiarkan duduk di ruang tunggu dalam ketidakpastian.
Namun, pengalaman Bang David barangkali dianggap masih cukup beruntung oleh sebagian penumpang lain. Hanya delay, Bang! Pada ujungnya toh masih terbang juga. Bagaimana kalau pesawat tersebut justru sama sekali tidak terbang? Itulah pengalaman pahit yang dialami oleh Kompasianer Maestro Tjiptadinata Effendi.
Beberapa waktu lalu, ketika berencana ke Padang, maskapai dengan kode penerbangan QZ secara mendadak membatalkan jadwal penerbangan Jakarta - Padang. Pembatalan sepihak itu jelas merugikan Pak Tjiptadinata yang sudah membeli tiket secara online untuk rute tersebut. Apalagi usaha telpon ke call centre hanya dijawab oleh mesin penjawab. Terlalu!
Cerita penundaan keberangkatan pesawat domestik seperti itu sebetulnya sudah sangat sering terdengar sejak lama. Akan tetapi, tampaknya tidak banyak usaha demi perbaikan di aspek on time performance itu. Well, boleh jadi karena airlines tersebut sangat percaya diri. Maklum tidak banyak saingan, Bung!
Meskipun sudah sangat banyak keluhan, tapi lihat saja kinerjanya secara penjualan. Tetap saja paling kinclong dibandingkan semua pesaingnya. Konter-konter check in perusahaan penerbangan itu selalu ramai dipadati ribuan calon penumpang setiap hari.
Tidak hanya Bang David yang kecewa dengan penundaan pesawatnya. Pada awal November 2021 lalu, saya mengalami hari yang sama mengecewakan. Pesawat dengan nomor penerbangan ID-6880 yang seharusnya berangkat pada jam 06.00 pagi menuju Kualanamu, Medan, ditunda menjadi sore hari.