Lihat ke Halaman Asli

Tonny Syiariel

TERVERIFIKASI

Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Nasi Jaha, Kuliner Khas dari Indonesia Timur

Diperbarui: 14 April 2022   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi Jaha yang sedang dibakar. Sumber: dokumentasi pribadi

Perayaan Natal dan Tahun Baru rasanya tidak lengkap tanpa kuliner yang satu ini. Kuliner khas dari Indonesia Timur ini, khususnya Manado dan Halmahera memang sangat populer. Bahkan di sebuah restoran Manado di bilangan By Pass Jakarta, setiap jelang Natal dan Tahun Baru, ratusan bulu (bambu) kuliner beraroma harum ini laris dipesan pelanggan setianya. Inilah Si Nasi Jaha!

Wilayah Minahasa telah lama dikenal dengan aneka kuliner khasnya yang sangat terkenal. Mulai dari kategori hardcore, seperti paniki, tuturuga, dan sebagainya, hingga berbagai jenis kuliner ringan lainnya, misalnya panada, klappertaart, nasi jaha dan lain-lain.

Makanan khas asal Provinsi Sulawesi Utara ini pun bisa ditemukan di banyak kota besar di Indonesia. Di Jakarta, misalnya, restoran khas Manado bisa ditemukan di banyak lokasi. Dari restoran kelas menengah atas hingga berupa konter makanan di food-court di banyak pusat perbelanjaan.

Namun, khususnya Nasi Jaha, yang berbahan dasar pulo atau beras ketan, sejatinya tidak hanya dikenal sebagai bagian dari masakan Manado- Sulawesi Utara. Tetapi, juga populer di wilayah Halmahera, Maluku Utara. Di kedua provinsi ini, Nasi Jaha selalu tampil sebagai salah satu makanan favorit. Apalagi di hari-hari besar, seperti Natal, Tahun Baru dan Lebaran.

Bentuk dan tekstur Nasi Jaha mirip dengan lemang dari Sumatra Barat. Begitu juga dengan Nasi Lemang yang bisa ditemukan di negeri jiran Malaysia. Meskipun hampir sama, keduanya memiliki rasa yang sedikit berbeda. Nasi jaha memiliki cita rasa khas jahe. Yup, seperti namanya.

Nasi Jaha yang sudah dipotong-potong. Sumber: dokumentasi pribadi

Di Manado dan Halmahera, jaha bisa diartikan jahe. Pasalnya, Nasi Jaha memang dibuat dari olahan beras ketan putih yang sudah dibumbui dengan jahe dan aneka bumbu lainnya. Dan setelah diendapkan dengan perasan santan kelapa, Nasi Jaha ini lalu dimasukkan ke dalam rongga bulu (bambu).

O ya, sebelumnya, bagian dalam rongga bambu yang sudah disiapkan itu tentunya telah dilapisi daun pisang. Ukuran bambu itu sendiri biasanya berukuran sekitar 40 - 50 cm. Namun, bisa saja lebih panjang dari itu. Tergantung panjang bambu yang digunakan. Lalu, bagaimana cara membakarnya?

Suatu proses yang tidak kalah menarik. Nasi Jaha di dalam bambu itu dibakar di atas bara api dengan posisi unik. Posisi bambu dibakar dalam posisi berdiri agak miring. Biasanya sekitar satu jam, pembuat Nasi Jaha berpengalaman pun tahu persis ketika Nasi Jaha sudah matang secara sempurna.

Aroma Nasi Jaha sungguh menggugah selera. Bahkan ketika masih di atas perapian pun, aroma wangi Nasi Jaha mulai menyeruak ke luar dari ujung bambu. Aih, sedapnya! Aroma Nasi Jaha didapat dari aneka bumbu serta daun pisang yang membungkusnya. 

Kesibukan di dapur yang sedang membakar Nasi Jaha. Sumber: dokumentasi pribadi

Nasi Jaha yang sudah matang itu dikeluarkan dari bambu dengan cara membelahnya. Hati-hati, potongan bambu tersebut sangat tajam. Nasi Jaha lalu dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Uniknya, sebagian orang sangat menyukai bagian tertentu dari nasi jaha. Misalnya, bagian ujung atas yang kaya rempah itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline