Hujan kian rajin menyapa warga Halmahera di bulan November yang basah. Namun, Rabu, 17 November 2021 lalu, matahari cerah seakan menerobos seluruh pojok bumi Halmahera. Tidak ada yang terlewatkan. Langit biru dengan awan bak gulungan kapas tampil menawan.
Seakan tidak mau ketinggalan, Laut Halmahera pun berlaku ramah. Hamparan laut nan teduh mengantar speed boat kami melaju kencang. Dorongan 4 motor tempel Yamaha berkekuatan masing-masing 40PK membuat kapal kecil kami bak terbang di atas permukaan laut.
Dari dermaga Mangga Dua- Ternate menuju dermaga Sofifi- Halmahera pun ditempuh dalam waktu hanya sekitar 30 menit. Sedikit di atas rata-rata kecepatan speed boat lainnya yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit.
O ya, saya sedang dalam perjalanan panjang menuju kampung halamanku di Tobelo, Halmahera Utara. Suatu jarak yang sangat jauh. Bagi sebagian orang boleh jadi dianggap melelahkan. Bayangkan saja, sebelum menyeberang ke Sofifi ini, saya sudah melewati perjalanan udara jauh dari Jakarta ke Ternate. Sekitar 3.5 jam melintasi langit Indonesia. Dari barat ke timur.
Rencana perjalanan ke Tobelo sejatinya sudah lama tertunda. Bahkan sudah direncanakan sebelum pandemi melanda dunia sejak Maret 2020 lalu. Dan setelah kembali dari sebuah perjalanan singkat ke Danau Toba di awal November lalu, saya akhirnya bisa menuju Halmahera yang kurindukan.
Kembali ke pagi nan cerah itu. Setelah tiba di dermaga Sofifi, saya masih harus melalui perjalanan darat ke Tobelo via rute Trans Halmahera sekitar 4 jam. Sinyal salah satu jaringan seluler bahkan menghilang total selama perjalanan di wilayah ini. Sofifi sendiri adalah ibu kota Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2010.
Akan tetapi, seberapa jauh pun sebuah perjalanan pulkam alias pulang kampung tetap tidak mampu mereduksi kegairahan perjalanan itu sendiri. So excited! Tidak percaya? Tanyakan saja ke siapa pun yang hendak pulang kampung.
Perjalanan kali ini kian istimewa setelah sinyal telpon mulai bergetar. Ratusan pesan berebutan masuk menjejali semua grup WA yang ada. Namun, sebuah pesan singkat dari seorang Sahabat Kompasianer segera menarik perhatianku.
"Selamat Mas Tonny! Saya sudah vote untuk Mas Tonny," tulisnya sambil melampirkan foto tangkapan layar. Wow! Rasanya sulit dipercaya. Namaku ternyata berada di jajaran Kompasianer terpilih lainnya sebagai salah satu nominee di kategori "Best in Specific Interest".
Ah, betapa mungkin. Meskipun suhu Rudy Gunawan pernah memprediksinya. Tetapi, kenyataan ini tetap saja membuatku terharu. Sungguh beruntung memiliki begitu banyak sahabat Kompasianer yang luar biasa. Tidak mungkin namaku terpilih sebagai salah satu kandidat tanpa dukungan banyak sahabat Kompasianer. Really appreciate it!