Lihat ke Halaman Asli

Tonny Syiariel

TERVERIFIKASI

Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Antara Jeans, Kaos Oblong dan "Dress Code"

Diperbarui: 28 Agustus 2021   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dress code. Sumber: Hasil olah pribadi dari Canva

Pakaian menentukan seseorang. Itu bukan hanya kata para perancang mode. Juga tidak semata kredo di kelas-kelas kepribadian. Di industri pariwisata pun demikian. Bahkan sering terdengar istilah "Dress for success". Berbusana yang tepat demi meraih sukses dan kesan baik dari pelanggan!

Pakaian dan penampilan memang hal yang tak boleh diabaikan. Bahkan, seringkali kita mendengar orang mengatakan bahwa pakaian adalah pantulan kepribadian seseorang. Seperti ungkapan, "You are what you wear". Meskipun belum tentu semuanya sependapat.

Almarhum Bob Sadino, contohnya, dulu sangat terkenal dengan gaya berpakaiannya yang unik. Pemilik Kem Chicks ini lebih senang bercelana pendek dan kemeja buntung. Begitu pula dengan Mark Zuckerberg yang menyukai jeans dan kaos oblong. Akan tetapi, lain sekali dengan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang selalu tampil perlente.

Bang Hotman dikenal dengan outfit yang super mewah. Dari sepatu berlabel Christian Louboutin yang berharga puluhan juta. Lalu, jas bermerk Tom Ford dengan harga fantastis, hingga dasi buatan Stefano Ricci yang tidak kalah wow. Ah, jangan tanya harga jam tangan serta deretan cincin yang melingkari jari-jarinya.

Brad Pritt dengan jas mahal buatan Tom Ford, sama dengan jas yang juga dimiliki Hotman Paris. Sumber: www.gentlemansgazette.com

Di industri pariwisata pun pakaian dan penampilan jelas sangat penting. Sama sekali tidak boleh disepelekan. Sebabnya jelas. Dengan berpakaian yang baik dan sopan bukan saja supaya Anda dihargai. Tetapi, lebih penting dari itu adalah Anda juga menghargai dan menghormati tamu-tamu yang dilayani.

Lihatlah bagaimana para hotelier yang hampir selalu tampil necis ketika bertugas di semua lini hotel. Apalagi yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Sebut misalnya, di bagian Front Office atau Kantor Depan.

Begitu pula dengan staf di berbagai kantor agen perjalanan wisata maupun di maskapai penerbangan. Kru pesawat bahkan selalu berusaha tampil prima sepanjang penerbangan. Meskipun sering sudah sangat lelah melayani penumpang untuk suatu rute penerbangan jauh.

Seragam kru Singapore Airlines. Sumber: www.luxuryescapes.com

Pemandangan yang sama juga terlihat di berbagai restoran atau kafe kelas atas. Mulai dari pramusaji hingga kaptennya (head waiter). Semuanya tampil rapi dan menarik. Sang kapten bahkan sering tampil elegan dengan jas keren.

Berpakaian yang baik bukan terletak pada bahan yang mahal ataupun merek terkenal. Namun, lebih pada keserasian ketika dikenakan. Baik pada tempat maupun waktu yang sesuai.

Oscar de la Renta, seorang perancang terkenal mengatakan, "Being well dressed hasn't much to do with having good clothes. It's a question of good balance and good common sense." (Berpakaian dengan baik tidak ada hubungannya dengan memiliki pakaian bagus. Ini lebih ke soal keseimbangan yang baik dan akal sehat yang baik).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline