Jatuhnya Kabul pada hari Minggu, 15 Agustus 2021 lalu bak sejarah yang berulang. Apalagi sebuah pemandangan dramatis tersaji di bandara Hamid Karzai, ketika ratusan warga Kabul berebutan naik ke pesawat pengangkut C-17. Dunia pun tersentak. "The Fall of Kabul" seketika mengingatkan kisah yang mirip di Saigon pada 30 April 1975 silam.
Joe Biden boleh saja berkilah, tragedi di Kabul- Afghanistan tidak persis kisah jatuhnya Saigon yang dikenal dunia sebagai "The Fall of Saigon". Tidak ada warga Amerika yang harus dievakuasi melalui atap apartemen di Jalan Gia Long 22, Ho Chi Minh City pada tanggal 29 April 1975.
Namun, Biden lupa. Dampak perang bukan hanya soal warga Amerika yang harus dievakuasi. Tetapi, juga warga negara Afghanistan yang ditinggalkan.
Bangkitnya Taliban memang diduga kuat akibat keputusan Amerika Serikat (AS) yang menarik pasukan militernya dari Afghanistan.
Akibat langsung segera terlihat di Kabul. Bandara internasional Hamid Karzai pun segera dijejalin warga Kabul yang hendak meninggalkan kota itu.
Bandara yang berada di ketinggian 1,791 mdpl ini memang menjadi satu-satunya pintu ke luar dari Afghanistan setelah jatuhnya bandara Herat dan semua pintu perbatasan darat dikuasai pasukan Taliban.
Warga kota Kabul dan kota-kota lainnya di Afghanistan wajar cemas, tidak sedikit yang ketakutan.
Jejak sejarah yang ditinggalkan pasukan Taliban di masa lalu mungkin sulit dilupakan. Apalagi Presiden Ashraf Ghani sendiri justru sudah meninggalkan Kabul. Hanya beberapa saat sebelum pasukan Taliban mulai merangsek ke ibu kota negara itu.
Afghanistan sejatinya memiliki tiga bandara internasional lainnya, yakni Bandara Ahmad Shah Baba di Kandahar, Bandara Balkhi di Mazar-e Sharif dan Bandara Khwaja Abdullah Ansari di kota Herat.