Lihat ke Halaman Asli

Tonny Syiariel

TERVERIFIKASI

Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

"Misteri" Jumlah Negara Peserta di Tokyo 2020

Diperbarui: 3 Agustus 2021   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa logo NOC dari 'negara' yg berstatus khusus. Sumber: www.qz.com via olympics.com

Olimpiade Tokyo 2020 kini memasuki pekan terakhir jelang penutupan. Selain perolehan medali yang terus menerus dipantau, ada satu hal lain yang tidak kalah menarik disorot. Itulah jumlah kontingen yang melebihi jumlah negara yang ada di dunia. Betapa tidak, dunia hanya memiliki 195 Negara, tetapi peserta Olimpiade mencapai 206 Kontingen!

Olimpiade memang berbeda. Meskipun semua kontingen yang berpartisipasi sejatinya sama dengan mewakili negara. Tetapi, Olimpiade menyebutnya dengan istilah khusus sebagai NOC atau "National Olympic Committee". NOC inilah yang mewakili setiap negara di IOC (International Olympic Committee).

Sesuai aturan Olimpiade, semua negara yang hendak berpartisipasi di setiap ajang Olimpiade wajib memiliki sebuah Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang diakui oleh IOC. Indonesia, misalnya, memiliki KOI (Komite Olimpiade Indonesia) yang mewakili Indonesia di IOC yang saat ini beranggotakan 206 NOC. 

Sementara itu, berdasarkan data di Worldometers, dunia hanya memiliki 195 negara. Persis sama dengan anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), yang sejak tahun 2011 tercatat memiliki 193 negara dan 2 (dua) negara berstatus observer (pengamat), yakni Vatican City dan Palestina.

Bendera anggota PBB. Sumber: www.wallpapersafari.com

Apa artinya? Sesuai data di situs Olimpiade Tokyo 2020, terdapat 206 tim yang berpartisipasi di Olimpiade Musim Panas di Tokyo pada tahun 2021 ini. Dengan kata lain, terdapat belasan negara lainnya yang berpartisipasi di Tokyo 2020, tetapi sesungguhnya belum berstatus sebagai sebuah negara seperti yang diakui PBB.

Sejarah Olimpiade memang tidak terlepas dari pengaruh Pierre de Coubertin, pendiri dari Olimpiade di era modern. Pada tahun 1911, Courbertin pernah menjelaskan bahwa sebuah tim peserta Olimpiade tidak harus mewakili sebuah negara merdeka. Bahkan katanya, "There is an athletic geography that may differ at times from political geography." 

Geografi olahraga memang bisa saja berbeda dari geografi politik. Pandangan ini tentu saja sejalan dengan prinsip netralitas yang diusung IOC. Dan sepanjang abad ke-20, tim yang berpartisipasi bisa datang dari negara maupun sebuah wilayah tertentu. Aturan ini kemudian dipertegas pada tahun 1996.

Markas IOC di kota Lausanne- Swiss. Sumber: www.olympics.com

IOC memutuskan untuk hanya menerima 'negara' yang secara internasional diakui di dunia. Baik berdaulat maupun tidak. Alhasil, tidak hanya negara-negara merdeka yang sudah menjadi anggota PBB. Tetapi, juga semua negara tidak berdaulat, semacam koloni, teritori dan dependensi.

Itulah sebabnya di Tokyo 2020, kita pun bisa menyaksikan kehadiran Hong Kong dan Taiwan, misalnya, yang masing-masing memiliki NOC sendiri. Meskipun secara politik, Hong Kong telah berada di bawah China (RRT), namun bekas koloni Inggris ini tetap berhak mengikuti Olimpiade secara terpisah dari China.

Hong Kong tampil di Tokyo 2020 secara independen, tidak bersama China. Sumber: dokumentasi pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline