Sejak Selasa pagi lalu, nama Terusan Suez kembali menjadi pemberitaan hangat di berbagai media utama dunia. Terusan terkenal di dunia ini memang bukan yang pertama. Pun tidak sebagai yang terpanjang di dunia. Tetapi, Terusan Suez ini sudah pasti salah satu terusan kapal terpenting di dunia. Betapa tidak, Terusan Suez mampu memperpendek rute pelayaran dari Eropa ke Asia lebih dari 8,000 km. Dan tentunya tanpa perlu memutari ujung paling selatan benua Afrika!
Seperti diberitakan banyak media, pada Selasa pagi, 23 Maret lalu, sebuah kapal kontainer raksasa bernama Ever Given milik perusahaan asal Jepang, tetapi dioperasikan oleh Evergreen Marine Corp-Taiwan, kandas di Terusan Suez.
Akibatnya, kapal dengan panjang 400 meter itu pun memblokade lalu lintas di Terusan Suez. Dan lebih dari 150 kapal terpaksa antre untuk bisa melewati perairan penting itu.
Posisi strategis Terusan Suez dalam kancah pelayaran dunia mengingatkan penulis akan “Age of Discovery” atau juga disebut “Age of Exploration” yang berlangsung dari abad ke-15 hingga abad ke-18.
Masih ingat sejarah perjalanan Vasco da Gama ke Asia? Penjelajah terkenal asal Portugis itu dikenal sebagai yang pertama mencapai India (Asia) lewat jalur laut pada tahun 1497-1499.
Rute pelayarannya dimulai dari Lisbon ke India itu dengan mengitari “Cape of Good Hope” atau Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Andaikan Terusan Suez sudah ada saat itu tentunya Vasco da Gama bisa lebih cepat mencapai India. Begitu pula dengan para penjelajah lain, sebelum maupun sesudahnya.
Nasib Bartolomeus Diaz, penjelajah asal Portugis lain, malah lebih tragis. Diaz yang berlayar sebelum Vasco da Gama harus berhenti di Tanjung Harapan, Afrika Selatan pada tahun 1488.
Sejak dibuka pada tahun 1869, Terusan Suez pun menjadi rute pelayaran laut paling sibuk dari Laut Mediterania ke Laut Merah dan terus ke Lautan Hindia.