Kereta bawah tanah atau Metro telah lama menjadi moda transportasi paling populer di kota-kota besar di dunia. Selain memiliki kapasitas besar, sistem angkutan cepat di bawah tanah ini memiliki frekuensi tinggi serta ketepatan waktu yang nyaris sempurna. Dan di antara sekian banyak metro terkenal di dunia, Metro di kota Moskwa layak disebut sebagai sang superstar.
Di kota Moskwa ada satu logo dan huruf yang paling gampang dikenal, khususnya bagi para komuter dan wisatawan. Di antara aksara Sirilik yang rumit, logo berwarna merah berupa huruf "M" itu sangat mudah dikenali. Dan itulah logo dari "The Moscow Metro", yakni sistem subway (kereta api di bawah tanah) yang dibangun di bawah kota Moskwa, ibu kota negara Russia.
Metro di kota Moskwa bukan sekadar angkutan publik yang murah bagi penduduk Moskwa. Juga berbeda dengan Metro di berbagai kota besar lainnya di dunia. Sebut saja, misalnya, Hong Kong MTR (Mass Transit Railway), Paris Metro, London Underground, New York City Subway, atau Jakarta MRT.
Dan sekali pun Metro Moskwa bukan yang tertua, pun tidak memiliki trek terpanjang di dunia, namun "The Moscow Metro" memiliki pesona yang tidak dimiliki stasiun Metro manapun di dunia.
Itulah stasiun-stasiun bawah tanahnya yang menakjubkan. Dan tidak mengejutkan, stasiun-stasiun itu pun dijuluki sebagai "The Underground Palaces of Moscow".
Sejarah Metro Moskwa, yang deretan stasiunnya tampil bak istana bawah tanah, sejatinya telah direncanakan sejak era Kekaisaran Russia. Akan tetapi, rencana itu terpaksa ditunda karena berbagai masalah. Mulai dari Perang Dunia I (1914-1918) hingga Revolusi Oktober (1917-1923) yang dimotori Lenin.
Pada tahun 1923, Dewan Kota Moskwa membentuk sebuah badan kereta api bawah tanah untuk mengkaji kelaikan projek ini. Dan setelah disetujui Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet pada Juni 1931, projek pengerjaan kereta bawah tanah di kota ini pun dimulai.
Projek Metro tentunya bukan semata suatu pembangunan infrastruktur biasa. Bagi negara Uni Soviet, yang baru dibentuk (1922) pasca Revolusi Oktober, ini adalah sebuah projek yang sangat prestisius dan sekaligus simbolis.
Pada era 1930-an saat itu, Soviet seakan hendak menjawab tantangan musuh bersama, yakni kapitalisme ala barat.
Apapun yang bisa dilakukan negara-negara Kapitalis, bisa juga dilakukan di negara-negara Sosialis-Komunis. Dan projek Metro pun seakan dirancang untuk memamerkan Rencana Lima Tahun negara raksasa ini dalam memodernisasi industrinya.