Lihat ke Halaman Asli

Tonny E. Nubatonis

Ana Lapangan

Koperasi, Rentenir, dan Stigma Masyarakat: Tips Memilih Koperasi yang Tepat

Diperbarui: 15 Juli 2024   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi : rakyatsulsel.fajar.co.id)

Terhitung 3 hari sebelum artikel ini ditayangkan yakni pada jumat, 12 Juli 2024, seperti biasa selepas briefing pagi di jam 08.00 WITA, kesibukan dan rutinitas harian di tempat saya bekerja terbilang masih berjalan baik seperti di hari kerja sebelum-sebelumnya. 

Kala itu pada pukul 12.30 WITA, saya pun selesai santap makan siang di salah satu warung makan di pinggiran jalan, yang jaraknya kurang lebih lima ratus meteran dari tempat kerja saya.

Menjadi kebiasaan saya setelah makan siang saat menunggu jam istirahat siang selesai, saya mulai mengotak-atik gawai/gadget untuk berselancar di media sosial mengisi waktu senggang.

Saat iseng membuka aplikasi WhatsApp (WA) pada bagian pembaharuan story/status, sontak agak kaget melihat postingan status WA rekan kerja yang berjejeran "sama" semua. Oh, ternyata foto ucapan selamat hari koperasi nasional yang ke 77.

Saya lalu merenung sejenak diikuti  timbulnya rasa kagum dalam benak akan dampak positif peran/eksistensi lembaga koperasi di tengah masyarakat. Kekaguman ini dilatarbelakangi oleh pengamatan saya sejauh berkiprah  hampir lima tahun lamanya sebagai pegawai/karyawan di salah satu koperasi kredit primer berskala nasional, yang salah satu kantor tempat saya bertugas ada di Kota Kupang-NTT.

Pengalaman mengabdi bekerja di lembaga koperasi terbilang cukup impresif. Bukan semata-mata karena mendapatkan upah/gaji yang cukup memadai, tetapi karena melihat banyak masyarakat berlatarbelakang ekonomi kecil menengah yang sangat terbantu sekali dengan peran koperasi dalam  menjawab kebutuhan keuangannya.

Banyak masyarakat NTT, khususnya di kota Kupang yang saya jumpai dan amati, cukup antusias dalam berpartisipasi sebagai anggota di koperasi. Tidak hanya bertujuan menabung, tetapi juga mengajukan kredit/pinjaman untuk beragam tujuan, baik kebutuhan modal usaha produktif, biaya pendidikan, kredit pembelian kendaraan, kredit barang elektronik/meubel dan lain-lain.

Sedikit sharing, sebut saja namanya Ibu Sinta (bukan nama asli), merupakan salah satu anggota koperasi yang mengajukan pinjaman dan saya survey seminggu yang lalu di rumah dan tempat usahanya di kelurahan Manulai-kota Kupang. Pengajuan pinjaman ketiganya itu bertujuan untuk mengembangkan usaha kios miliknya yang sudah berjalan 6 tahun. 

Usaha kios mama Sinta - Dokpri 

Di akhir proses survey, ibu Sinta menuturkan bahwa ia sangat terbantu sekali dengan peran koperasi dalam mendukung pengembangan usaha kiosnya. Usahanya berkembang dan  membuat penghasilan usaha semakin memadai demi memenuhi kebutuhannya bersama keempat orang anaknya yang telah ditinggal mati suaminya 7 tahun silam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline