Lihat ke Halaman Asli

TONNY E. NUBATONIS

- Visi Raja, Hati Hamba, Mental prajurit -

Bercanda atau "Bully"? Identifikasi Kebiasaan Pergaulan dalam Generasi Milenial

Diperbarui: 21 November 2018   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan Membully orang lain - Ilustrasi : rsazra.co.id

Membangun sebuah komunikasi dan interaksi yang intim, intens, erat dan akrab dengan orang lain, hampir dipastikan merupakan keinginan setiap orang dalam menjalin suatu hubungan, baik dalam hubungan berpacaran maupun hubungan rumah tangga antara suami istri yang melibatkan dua individu, hingga hubungan yang melibatkan lebih dari dua orang pada suatu kelompok interaksi dalam lingkungan tertentu.

Misalkan dalam lingkungan rumah tangga antar anggota keluarga, pergaulan/persahabatan dalam lingkungan umum, lingkungan sekolah, tempat kerja dan sebagainya, komunikasi merupakan hal paling mendasar yang perlu dibangun untuk saling berinteraksi dengan orang lain.

Cara komunikasi sebagian besar orang dalam kelompok tertentu yang kadang ditemui saat ini, sering dilakukan seenaknya terhadap sesama yang menjadi lawan komunikasinya, tanpa memahami dampak negatif yang mungkin saja akan meretakkan keutuhan relasinya ke depan.

Komunikasi pada hakikatnya harus digunakan sesuai dengan fungsinya yakni untuk memberikan informasi, mendidik masyarakat/sesama, mempengaruhi masyarakat dan menghibur masyarakat, seperti menurut pendapat Onong Uchiana Effendi dalam bukunya yang berjudul Dimensi-dimensi komunikasi.

Namun faktanya, kadangkala komunikasi digunakan tidak sesuai dengan fungsinya, melainkan  dieksploitasi untuk hal-hal menyimpang atau bersifat negatif untuk memuaskan kepentingan pribadinya yang egois.

Ilustrasi : saliha.id

Komunikasi memang digunakan untuk mempengaruhi dan memberikan informasi. Namun bukan informasi yang berfaedah.

Seharusnya komunikasi digunakan untuk mendidik sesama, namun kenyataannya digunakan untuk menghakimi dan merendahkan orang lain.

Seharusnya komunikasi berfungsi untuk menghibur, tetapi yang terjadi adalah malah komunikasi dipakai untuk menyakiti dan melukai hati orang lain.

Komunikasi yang terjadi nampaknya mulai bersifat paradoks.

Komunikasi seakan-akan digunakan untuk tujuan yang mulia yakni mempererat hubungan dalam lingkungan persahabatan atau pergaulan dengan cara "Bercanda" namun faktanya, sesama yang menjadi lawan bicara seakan-akan merasa ditindas, dihakimi, disakiti, dilukai, diremehkan dan direndahkan.

Apakah ini yang dinamakan "bercanda" untuk mempererat relasi atau hubungan dan interaksi dalam kelompok?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline