Lihat ke Halaman Asli

Toni Wardoyo

Mahasiswa Universitas Jember

Babukung Dayak Tomun: Analisis Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan

Diperbarui: 22 Juli 2024   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Anis Windiyanti, Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ

(Balai Pelestarian Wilayah XIII Palangkaraya, 30 Desember) 

Ritual Babukung, salah satu adat istiadat Suku Dayak Kalimantan Tengah, mengalami perubahan signifikan baik dari segi seni maupun adat-istiadat.

Anis Windiyanti (20 tahun) mahasiswa Universitas Jember turun serta bersama Masyarakat Suku Dayak Tomun di Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, terlibat dalam menjaga dan mengembangkan ritual Babukung sebagai bagian dari kebudayaan kaharingan.

Babukung diadakan pada hari ketujuh atau terakhir pada hitungan 1x7, di mana mayat akan disimpan di dalam rumah duka selama 7 hari sebelum dimakamkan.

Ritual Babukung dilaksanakan di wilayah Kalimantan Tengah, khususnya di Desa Penyombaan, Kecamatan Delang.

Perubahan dalam pelaksanaan Babukung terjadi karena adanya interaksi, interdependensi, dan dinamika masyarakat yang terus berubah, direspons dengan penyesuaian terhadap perkembangan zaman dan kepercayaan baru yang masuk.

Babukung mengalami evolusi sosial melalui proses akulturasi, difusi, dan asimilasi masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaannya, Babukung telah mengalami penyesuaian pada aspek-aspek tertentu, seperti kostum modern para pelaku Babukung, sebagai upaya untuk mempertahankan esensi adat sambil menghindari konflik antarkepercayaan. Proses-proses seperti internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasisasi menjadi bagian integral dalam menyebarkan perubahan ini pada generasi mendatang.

Permainan Alat Musik Tradisional Pengiring Babukung

Dinamika masyarakat dan kebudayaan memainkan peran krusial dalam mengikat dan membentuk siklus perubahan pada ritual Babukung Suku Dayak Kalimantan Tengah. Melalui proses-proses seperti internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, evolusi sosial, difusi, akulturasi, asimilasi, dan inovasi, Babukung menjaga keberlanjutan adatnya sambil menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan lingkungan. Dinamika ini merupakan aturan kehidupan yang terus berlangsung, saling mengikat sebagai bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan

Babukung Luha Hantu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline