Lihat ke Halaman Asli

Negeri Mimpi

Diperbarui: 24 Juni 2020   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

T'lah tiba aku di pulaumu.
Tempat kau gemar deringkan lonceng kota.
Burungburung gereja berhamburan.
Orangorang menjadi sibuk luar biasa.
"selamat tiba" ucapmu.
Kau goreskan sebaris bianglala.
Tamantaman dipenuhi ribuan kupukupu berwarna.
Reranting kuncupkan  pucuk dedaun; diujungnya terlantun nyanyian kepodang.
"inikah negerimu ?".
Belantara serupa permadani raksasa; bayu begitu manja bermain pada kulitkulit rupa bidari.

"Negeri Syurga" ucapku terpana

Pada sebuah musim yang tak biasa

Aku t'lah sampai dipulaumu

Taman taman nyaris rupa

Gunung gunung tak lagi beludru

orang orang berwajah sinis memandangku risih

"Inikah negerimu?".

Negeriku, hutan habis dimakan; laut kikis diminum.
Orang orang membawa pedang; sibuk berperang

"Inikah negerimu?".
Gunung ditata didepan jendela.
Negeriku, perut bumi dikuras negara seberang.
Negerimu, pintu rumah sakit tersenyum ramah.
Negeriku, sakit begitu mahal.
Negerimu rapi tak bersampah.
Negeriku, kotoran dibudidayakan.
Duh, negerimu penuh orangorang yang pandai menjaga hati.
Negeriku, sesak oleh hati yang hoby korupsi.
"Inikah negerimu?".
Orangorang gemar bertandang ke rumah Tuhan.
Negeriku, Tuhan setelah makan.
Negerimu, anakanak riang belajar.
Negeriku, anakku tak punya buku dan seragam.
"Wah, negerimu..."
"Duh, negeriku..."

T'lah tiba aku di pulaumu.
Tempat dimana kau gemar deringkan lonceng kota yang gemerincingnya luka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline