Lihat ke Halaman Asli

Tongato

Pendidik

Tindakan Mencontek, Kurangnya Bekal Siswa

Diperbarui: 11 Juni 2024   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tindakan Mencontek (Sumber: Dapodik.co.id)

Siswa mencontek karena ada alasan. Mereka ingin mendapatkan yang terbaik meski caranya tidak baik. Alasan utama siswa mencontek berdasarkan survei penuturan siswa, karena mereka tidak menguasai materi pelajaran yang diujikan. Ini benar dan tentu menjadi perhatian bagi guru. Berarti ada sesuatu yang belum benar dalam proses pembelajaran yang dilakukan.


Berangkat dari kondisi ini, sudah saatnya guru malakukan instrospeksi untuk kemudian melakukan tindakan konkret dalam transformasi pembelajaran. Bila siswa belum menguasai kompetensi yang mestinya dikuasai, maka kewajiban guru untuk menuntaskannya. Bisa dengan menerapkan pembelajaran tuntas, ataupun remedial. Penuntasan kompetensi ini tetaplah klasikal karena pembelajaran yang dilakukan klasikal.

 
Tentu ada kendala dalam pelaksanaannya. Mengingat ada banyaknya siswa dalam satu rombongan belajar, ditambah adanya kewajiban guru mengajar 24 jam tatap muka. Kehadiran beragam metode dan strategi pembelajaran merupakan solusi. Penguasaan terhadap metode dan strategi pembelajaran menjadi kemestian bagi seorang guru.


Ada pendapat bahwa siswa mencontek karena pengawasan lemah. Pendapat ini tidak keliru. Pengawasan memang penting dalam pelaksanaan ujian. Namun demikian, seketat apapun pengawasan, akan ada celah bagi siswa untuk melakukan tindakan tidak terpuji ini. Selalu ada jalan, bila mau berusaha. Demikian slogan yang juga berlaku bagi mereka.


Dari sudut pandang sebagai guru, memberikan bekal yang cukup bagi siswa sebelum menghadapi ujian merupakan hal paling penting. Ibarat orang tua yang memberikan bekal yang cukup untuk anaknya, baik untuk uang jajan, transportasi maupun kebutuhan lainnya, maka anak tidak akan melakukan tindakan negatif. Guru yang memberikan pembelajaran tuntas, artinya siswa benar-benar menguasai kompetensi yang meski dikuasainya, maka siswa akan mantap menghadapi ujian. Seberapa pun sulitnya ujian yang dihadapinya, siswa bersangkutan akan mantap dan yakin mengerjakan ujian dengan percaya diri.


Usaha menjadi guru yang berkomitmen merupakan hal penting lainnya. Komitmen merupakan bentuk pertanggungjawaban sebagai guru. Guru yang berkomitmen akan merasa belum melaksanakan tugas, seandainya ada siswa yang belum cukup bekal namun harus menghadapi menghadapi ujian. Ibarat


Nah, sekarang berpulang kepada kita sebagai guru. Apakah akan memberikan bekal yang cukup kepada siswa sebelum menghadapi ujian atau lebih menekankan sisi pengawasan. Sebagai guru yang berkomitmen, tentu pilihannya akan jatuh pada pemberian bekal yang cukup bagi siswa, baik bekal berkenaan dengan kompetensi yang mesti dikuasai siswa maupun bekal motivasi yang akan memperkuat fondasi percaya diri mereka.****




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline