Lihat ke Halaman Asli

Tongato

Pendidik

Membaca, Entrepreneur Sukses Pun Melakukannya

Diperbarui: 5 Juni 2024   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Membaca (Dokpri)

Berdasarkan riset, ada kesamaan diantara para entrepreneur sukses, yakni mereka memiliki hobi yang sama yaitu membaca. Ya, membaca buku sebagai makanan otak yang bergizi dalam menunjang aktivitas bisnisnya. Dengan membaca maka pengetahuan dan wawasan bertambah dalam dan luas sebagai modal penting dalam aktivitas bisnisnya.

Meskipun dunia terus bergerak. Teknologi infomasi terus merasuk dalam budaya masyarakat, namun sejatinya tidaklah akan mengikis aktivitas membaca. Hanya medianya yang berbeda. Kalau dulu media yang digunakan adalah kertas, maka sekarang media digital. Ini hal yang wajar terjadi sebagai buah dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia hadir sebagai pemermudah kehidupan dan pengembang kebudayaan masyarakat.

Jika kita lihat, sebelum media kertas digunakan, leluhur kita menggunakan batu, kemudian daun lontar dan kulit binatang sebagai media penuangan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dan kini, kita masih menggunakan buku berbasis kertas sebagai medianya. Era buku ini akan masih tetap eksis meskipun era digital telah hadir dan berkembang.

Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni adalah buah dari optimalisasi fungsi otak. Salah satu cara untuk terus menggunakan dan mengembangkan fungsi otak sebagai karunia ilahi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni adalah dengan kegiatan literasi.

Kegiatan literasi mencakup tiga kegiatan penting yakni membaca, menulis dan presentasi disingkat M2P. Aktivitas membaca berusaha untuk mengetahui, memahami, menganalisis dan mengevaluasi bacaan yang dalam hal ini adalah buku. Pertama-tama membaca apa yang ada dalam buku, kemudian memahaminya. Setelah paham, baru menganalisis atau menguraikannya untuk kemudian mampu menilai/mengevaluasi isi buku yang dibacanya.

Kegiatan membaca dilakukan sebagai bentuk olah pikir agar hasil kegiatan membaca menjadi bagian dari diri kita. Maka apa yang kita ketahui, kita pahami, kita analisis dan kita nilai, kita perlu ikat. Ibarat hewan buruan yang telah kita tangkap, agar tidak lepas kembali menjadi liar, maka kita ikat. Kalau hewan buruan kita ikat dengan tali, maka apa yang menjadi hasil bacaan, kita ikat dengan menuliskanya.

Ya, kita tuliskan apa yang kita ketahui, kita pahami, kita analisis, dan kita nilai. Dengan demikian, setelah kita ikat apa yang kita baca, maka akan menjadi bagian dari diri kita. Kita akan mengeluarkannya atau kita akan mamanfaatkannya kapan pun dan dimanapun bisa kita lakukan.

Dalam upaya mengikat hasil kegiatan membaca, maka kita dapat melakukannya dengan cara bagaimana otak kita bekerja. Dalam hal ini, Tony Buzan, seorang psikolog kenamaan telah mempopulerkannya dengan sebutan mind mapping, peta konsep. Cara kerja otak menggunakan unsur bentuk-bentuk, gambar, simbol, warna dan perasaan. Ketika otak kita gunakan, maka akan terjadi interaksi antarunsur tersebut.

Dengan membuat peta konsep dalam kegiatan membaca, maka kita belajar melihat isi bacaan buku secara makro, garis besarnya. Ibarat pohon, kita akan melihat batang, dahan, ranting daun dan buahnya dalam satu kesatuan. Kita tidak hanya melihat batangnya saja ataupun daunnya saja. Kita berusaha melihat keseluruhan pohon. Baru setelah kita melihat keseluruhannya, maka perhatian kita bisa difokuskan pada detail-detail. Bila kita ingin melihat lebih mendalam kepada buah, maka kita akan fokus pada buah itu. Bagaimana bentuk buah, warna kulit, rasa buahnya dan seterusya.

Dengan peta konsep demikian, maka kita akan belajar melihat sesuatu secara keseluruhan, baru kepada detail-detailnya. Jika demikian, maka kita akan terbiasa dengan melihat segala persoalan yang hadir secara keseluruhan. Ini akan menghindarkan seseorang berpikir picik dan fanatik yang berlebihan. Dengan melihat sesuatu secara keseluhan akan mengajarkan orang menjadi lebih bijak. Bijak dalam berpikir, bijak dalam bertindak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline