Lihat ke Halaman Asli

TOMY PERUCHO

Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.

Ferrari dengan Rem Metromini...

Diperbarui: 1 Juli 2020   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Ferarri adalah salah satu mobil balap Formula 1 yang sangat terkenal kehandalannya dalam memenangkan berbagai kejuaraan F1 di dunia. Keunggulan mesin Ferrari sangat diakui oleh banyak pembalap F1 berkelas dunia. Tidak hanya mesinnya saja yang handal, tetapi juga memiliki break system / sistem rem nya pun sangat baik didalam menahan laju kendaraan pada kecepatan tinggi, terutama menyalip lawan ketika di tikungan baik pada kondisi sirkuit yang kering maupun basah.

Namun bisakah dibayangkan apabila Ferrari tersebut menggunakan rem Metromini? Aah...rasanya sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal...mana ada Ferrari dengan rem Metromini. Dan kalaupun benar, apa jadi nya... apa yang akan terjadi di arena balap tersebut. Betapa dashyatnya dampak yang ditimbulkan akibat tidak seimbangnya kapasitas mesin ribuan cc dengan rem Metromini ... akan terjadi kehancuran terhadap kendaraan itu sendiri bahkan membahayakan nyawa si pengemudi nya. Benar, Ferrari ber-rem metromini memang tidak pernah ada. Itu hanyalah analogi saja...

Analogi sederhana tersebut dapat kita gunakan sebagai reminder akan arti pentingnya fungsi Rem. 

Ketika bisnis perusahaan berlari demikian kencang, namun bila tidak dilengkapi dengan system rem yang baik dan timing penggunaan rem yang tepat, maka akan dapat berdampak negative bagi perusahaan. Yang dimaksud dengan system REM tadi adalah system pengelolaan risiko dan internal control. 

Rem tadi adalah unit2 seperti Risk Management, Compliance, Internal Control Unit, Internal Audit, Anti Fraud, dll yang akan memberikan alert dan reminder kepada bisnis agar berhati2 pada kecepatan dan posisi tertentu, ia harus mengurangi dan mengendalikan kecepatan agar tidak menimbulkan kesalahan yang berakibat fatal dan kerugian serta terganggunya reputasi perusahaan. 

Agar perusahaan menjadi besar tentu harus mengikuti dinamika pasar dan melakukan pengembangan bisnis secara agresif. Namun demikian bisnis yang agresif saja belumlah cukup, tetapi harus memperhatikan Rem Pengelolaan Risiko dan keberlanjutannya (Business Continuity Management) agar mampu bertahan dalam jangka panjang. 

Perusahaan yang handal, sukses bisnisnya, sukses pula dalam mengelola risikonya, yang didukung keterlibatan dari seluruh individu melalui good integrity, profesional, komitmen dan kontribusi terbaik.

"A Car has a brake not to make it Slower but to make it Faster" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline