Lihat ke Halaman Asli

Kekisruhan Hukuman Mati

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik hukuman mati sudah sering kita dengar di tahun ini, mendukung hukuman mati dalam aspek penegakan hukum negara tentu harus di pegang erat agar kekuatan hukum negara itu sendiri tidak lemah, namun jika ditelaah lagi, pemerintah seakan menumbuhkan budaya kekerasan dengan seakan mengatakan "lakukan dengan apa yang saya katakan, bukan seperti apa yang saya lakukan".

Ada juga yang berargumen bahwa kematian terlalu baik untuk penjahat terburuk, biarkan mereka bangun dan pergi tidur setiap hari di dalam sel tahanan, dan berpikir tentang kebebasan mereka yang tidak dimiliki sampai mereka membusuk di usia tua, sebagian penjahat justru mengatakan pada polisi, "aku berharap kau telah membunuhku".

Hukuman mati seharusnya hanya diterapkan pada penjahat yang telah berkomitmen pada pelanggaran berat sebelumnya, yang membatasi kemungkinan bahwa orang yang tidak bersalah dapat dieksekusi, itulah yang merupakan kekejian.

Terlalu banyak orang yang tidak bersalah sebelumnya dihukum karena pembunuhan, dan setelah dieksekusi, bukti ditemukan bahwa harusnya dibebaskan. Namun, dalam kasus teroris atau penghianat hukuman mati harus diterapkan.

Seharusnya juga tidak perlu bersimpati dengan penjahat untuk mereka menghindari hukuman berat dari kejahatan serius, tapi ditanyakan apakah hukuman mati mencegah atau bahkan mengurangi kejahatan, harusnya kita melihat alternatif dan biaya serta berfikir tentang resiko mengeksekusi orang yang tidak bersalah.

Jika seseorang dinyatakan bersalah dan kemudian ditemukan tidak bersalah tentu dapat membebaskannya dari penjara, tapi tidak dari kubur.

Hukuman mati tidak mencegah orang lain dari melakukan pembunuhan. Tidak ada penelitian yang reliable menunjukan hukuman mati dapat menghalangi orang lain. Tingkat pembunuhan sangat tinggi di negara-negara dan wilayah yang memilikinya dari pada mereka yang tidak.

Hukuman mati jauh lebih mahal daripada penjara seumur hidup, karena kebanyakan selalu melakukan biaya dimuka (sebelum dan selama sidang awal) dari proses hukum yang seharusnya untuk mencegah eksekusi dari orang yang tidak bersalah.

Hukuman mati tidak diperuntukan bagi kejahatan terburuk, tetapi untuk terdakwa dengan pengacara terburuk. Ini tidak berlaku untuk orang-orang yang memiliki kelebihan uang. Pertanyaanya, kapan terakhir kali orang kaya dihukum mati, apalagi dieksekusi?

Keluarga korban pembunuhan tidak sepenuhnya bulat tentang hukuman mati. Namun, bahkan keluarga yang telah mendukung hukuman mati pada dasarnya telah bersaksi dan berpendapat bahwa proses hukuman mati yang berlarut-larut justru menyakitkan bagi mereka sebagai keluarga korban.  Hidup tanpa pembebasan bersyarat merupakan alternatif yang tepat untuk penjahat terburuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline