Lihat ke Halaman Asli

Tommy TRD

Just a Writer...

Mari Belajar Hormat dari Newton

Diperbarui: 5 Oktober 2016   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Toilet bersih karena Foke, karena Ahok” dan segala macam. Tiba-tiba hasil yang ditunjukan oleh mesin pencari google menjadi viral. Hal ini tentu tidak terlepas dari suhu panas Pilgub DKI yang memang tidak lama lagi. Melalui tulisan kali ini saya hanya ingin mengajak pembaca setia kompasiana untuk berbagi pandangan dan pemahaman akan sebuah pembangunan.

Saya ingin mengutip sepotong kalimat yang disampaikan oleh seorang ilmuwan besar yang menjadi penemu beberapa hal penting yang masih dimanfaatkan hingga saat ini. “Saya berdiri di bahu raksasa” lebih kurang itulah arti sepotong kalimat yang dituliskan oleh Sir Issac Newton pada sebuah surat yang dikirimkan kepada seorang koleganya. Kalimat ini menunjukan bahwa Newton mengakui bahwa penemuan-penemuannya yang berhasil juga dikarenakan andil peneliti-peneliti yang ada sebelum dirinya. Layaknya the real gentleman ala Inggris Raya, Newton pun tidak malu untuk mengakui hal itu.

Rasa hormat akan pendahulu inilah yang mungkin masih sangat kurang bagi kita disaat sekarang ini. Terlebih jika hal itu menyangkut pencapaian-pencapaian keberhasilan. Hampir semua pejabat publik akan mengklaim bahwa itu karena dirinya, pendahulu ? hanya orang bodoh yang tidak pernah bekerja. Dihubungkan dengan kontestasi politik, maka serangan-serangana yang lebih mematikan akan dikirimkan selama hal itu membuat dirinya terlihat lebih hebat dari orang-orang yang terdahulu. Sudah hampir menjadi stigma pula, bahwa “victrory has a thousand fathers, and defeat an is an orphan” kejayaan memiliki ribuan Ayah, kegagalan yatim piatu.  Bukankah apa saja hal baik yang ada saat ini juga ada karena adanya andil para orang-orangs sebelum kita, pun sama halnya dengan keburukan-keburukan yang ada saat ini juga memiliki andil dari pendahulu.

Pandangan saya sebagai individu yang cukup sering berkunjung ke Jakarta, bahwa semua kebaikan yang ada di Jakarta saat ini tidak terlepas dari buah tangan Gubernur-Gubernur terdahulu. Entah itu Fauzi Bowo, Sutiyoso, Ali Sadikin bahkan Henk Ngantung sekalipun. Beliau-beliau itu jelas memiliki andil yang tidak sedikit terhadap perkembangan kota Jakarta. Termasuk jika ada hal-hal buruk yang ada di Jakarta saat ini, rasaya juga terdapat andil dari para pendahulu tersebut, sedikit banyaknya. Berhubung belum ada malaikat yang menjadi Gubernur DKI, maka setiap kekurangan dan kelebihan adalah hal yang sangat manusiawi. Namun jika ada Gubernur DKI yang terkesan tanpa cela, maka hampir bisa dipastikan hal itu tidaklah mungkin.

Jika ditarik ke cakupan yang lebih luas, maka apa yang terjadi di Indonesia saat ini, baik dan buruknya, juga tidak terlepas dari Presiden-Presiden sebelumnya. Beberapa pihak kerap melontarkan kritikan kepada pemerintahan sekarang atas beberapa hal yang mungkin dianggap buruk atau belum baik, tapi mari kita berjujur-jujur, pantaskah pemerintahan yang saat ini menerima semua dosa atas performa bangsa Indonesia yang mungkin dianggap tidak baik ? Bukankah juga ada andil dari pemerintahan sebelumnya ?

Semoga ke depan, bangsa kita semakin dewasa dalam berdemokrasi dan semakin dewasa dalam menghadapi berbagai kontestasi. Semakin menghormati orang-orang yang telah lebih dulu mengorbankan kebebasannya, waktunya, tenaganya dan pikirannya untuk kemajuan bangsa ini dari Sabang hingga Merauke.

Wassalam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline