Pernah makan ayam goreng? Pastilah di antara kita sudah pernah menyantap yang namanya ayam goreng, baik yang dimasak di rumah ataupun dibeli mulai dari kaki lima dan restoran mahal.
Di Ibukota Jakarta dan di daerah-daerah pun bertebaran yang menjual ayam goreng. Bentuk dan rasanya pun beragam. Tapi, ayam goreng yang saya santap ini cenderung berbeda.
Ayam Goreng ini bernama ayam goreng Madun. Teman saya yang mengajak saya makan di tempat ini dan bukan baru sekarang ini saja, tapi sudah dari beberapa waktu lalu.
Seusai kulineran dari Bogor, saya dan teman yang menumpang commuter line, turun di stasiun Mangga Besar. Teman saya memang ingin turun di stasiun Mangga Besar karena di dekat stasiun ini ada ayam goreng Madun ini.
"Kita makan (ayam goreng) Madun yuk Tom"
Begitu ajakan teman saya. Saya mengiyakan karena sudah lama tidak makan di sini. Dan kebetulan lokasinya juga tidak jauh dari Stasiun Mangga Besar. Keluar dari stasiun, hanya berjalan kaki kurang lebih 50an meter saja.
Apa yang membedakan Ayam Goreng Madun ini? Yang pertama adalah nasi yang disajikan. Berbeda dengan sajian nasi pada umumnya. Di Ayam Goreng Madun ini, nasi yang disajikan lengkap dengan semur kentang, timun, labu siam dan juga ada bihun goreng.
Selain itu juga kita disediakan sambal kacang, seperti makan nasi uduk di sejumlah tempat. Nah beda lagi kan? Kita juga secara khusus disuguhi acar bawang.
Ayam goreng Madun ini juga beda. Tidak goreg kering seperti ayam goreng umumnya. Tapi ayam goreng ini cenderung "basah" tapi matangnya pas banget. Ini benar-benar membedakan. Kalau sekilas terlihat seperti ayam yang baru diungkep atau diberikan bumbu.
Soal rasa, nasi yang lengkap dengan lauknya ini enak bagi lidah saya. Ayam gorengnya juga terasa bumbunya dan juga sangat empuk. Dimakan dengan sambal kacang, lebih mantap lagi rasanya.
Soal harga, tidak terlalu mahal. Masih 20an ribu kok. Jadi ya bukan ayam goreng yang mahal-mahal banget lah. Dan ya sekali lagi, memang berbeda.