Lihat ke Halaman Asli

Thomas Jan Bernadus

A Freelance Blogger

Pecel Madya, Makanan Favorit Legendaris di Salatiga

Diperbarui: 19 Oktober 2018   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di antara kita, pasti ada yang pernah merantau ke sebuah daerah lain, jauh dari kampung halaman kita, untuk menempuh pendidikan. Seperti yang saya lakukan lebih dari 25 tahun lalu.

Saya yang berasal dari Minahasa Utara, merantau ke Jawa Tengah, untuk kuliah di Salatiga. Dan kebetulan, di Salatiga ini punya beragam makanan khas. Kalau dua tulisan saya sebelumnya saya sudah membahas tentang soto yang legendaris dan sate sapi yang enak, kali ini saya akan menceritakan mengenai nasi pecel.

Iya nasi pecel! Nasi pecel ini merupakan salah satu makanan favorit saya. Di Jakarta saja, saya sering berburu nasi Pecel. Beberapa waktu lalu memang saya berkesempatan untuk berkunjung kembali ke Salatiga, dan sudah pasti saya harus menyantap nasi pecel ini.

Nasi pecel ini, adalah Nasi Pecel Madya. Kenapa disebut Nasi Pecel Madya, karena letaknya bersebelahan dengan Bioskop Madya. Bioskop ini sendiri sudah tidak beroperasi dan gedungnya berganti menjadi gedung gereja.

Untuk mendapati nasi pecel madya ini, kita harus masuk gang kecil di samping bioskop Madya ini. Masuknya kurang lebih 30 meter. Tidak jauh dari jalan besar. Setelah masuk kita akan mendapati rumah kecil yang menjual Nasi Pecel ini.

dokpri

Ah ternyata masih ada, meskipun sudah semenjak lebih dari 20 tahun lalu saya menyantap pecel di sini. Saya memang suka menyantap pecel di sini di pagi hari.

Masuk ke dalam tempat makan, saya masih mendapati hidangan lauk tambahan pecel yang masih ada. Bakwan dan Onclang. Wogh! Onclang ini sebenarnya telur dadar dengan potongan atau irisan daun bawang. Ini lauk yang sangat saya sukai dari dulu.

dokpri

 

dokpri

 

dokpri

Saya pun memesan pecel dengan lauk onclang ini. Masih ada ayam, babat dan menu lainnya, tapi saya lebih suka onclang ini.

Usai memesan, pecel pun tersedia. Bumbu pecel madya ini memang pas banget di lidah saya. Tidak terlampau gurih atau medok bumbunya, tapi sangat menggoyang lidah. Ah rasanya masih sama seperti dulu. Lidah saya masih mampu membangkitkan memori pecel ini.

Sepiring nasi pecel dengan onclang dan bakwan yang saya makan, tidak saya bayar dengan mahal. Hanya Rp 12 ribu saja. Sangat-sangat murah. 

Kenapa saya suka datang makan pecel ini di pagi hari, karena kalau di siang hari, pilihan menunya semakin berkurang. Banyak teman saya yang berkunjung ke Salatiga dan datang ke pecel Madya ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline