Dua bulan lalu, saya berkesempatan bertemu salah satu Pianis Indonesia, Ananda Sukarlan. Kala itu saya datang ke Ananda Sukarlan Center di bilangan Jakarta Selatan.
Di Ananda Sukarlan Center tersebut, Ananda menunjukkan bahwa sekolah musiknya memberikan kesempatan kepada anak-anak kurang mampu untuk belajar alat musik.
Mas Ananda juga sempat mengajak saya untuk menonton konsernya. Tapi karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, saya tidak menonton konsernya.
Kesempatan untuk melihat Mas Ananda bermain piano, datang ke saya ketika Mas Ananda perform di deklarasi Inovator 4.0 Indonesia di sebuah galeri di kawasan menteng. Mas Ananda mengajak saya.
Di acara deklarasi ini, saya datang terlambat karena harus bertemu dengan sahabat saya yang datang dari Manado. Sesampai di acara, kebetulan Mas Ananda sedang menjadi pembicara dan akan perform.
Sebelum perform, Mas Ananda bercerita sedikit soal musik dan dia akan perform dengan satu tangan saja. Tangan kirinya.
"Saya mengistirahatkan tangan kanan saya"
Mas Ananda mengatakan bahwa dia akan bermain piano dengan satu tangan bukan untuk pamer. Dia ingin menunjukkan bahwa bermain piano bisa satu tangan untuk menginspirasi kaum difabel.
"Kalau ingin perform, tidak ada alasan kita memiliki kkurangan. No excuse"
Mas Ananda menegaskan berulang kali.
Dan memang, Mas Ananda memainkan piano dengan Apik. Padahal hanya menggunakan satu tangan saja. Sebelumnya memang mas Ananda mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk terlihat seperti bermain dua tangan.