Lihat ke Halaman Asli

Thomas Jan Bernadus

A Freelance Blogger

Limbah Mengerikan di Balik Glamornya Industri Fesyen

Diperbarui: 8 Agustus 2018   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

twitter.com/kemaritiman

Sebagai seorang aktif dan giat di media sosial, sudah tentu saya punya akun Instagram, selain Twitter dan Facebook. Boleh jujur atau tidak, di akun instagram ini, banyak sekali para pesohor yang di endorse oleh toko daring atau online penjual pakaian.

Bahkan pengguna instagram yang lain, yang bukan pesohor atau seleb Instagram, juga kerap memamerkan OOTD atau outfit of the day. Hampir setiap pakaian yang mereka pakai, dipamerkan. 

Memang asik melihat pakaian berwarna-warni dan beragam model berseliweran di linimasa Instagram ini. Tapi, ada satu hal, yang akhirnya saya temukan ketika berkunjung dengan Kemenko Kemaritiman ke daerah di Kabupaten Bandung yang banyak pabrik tekstil.

Kunjungan saya ke sini dalam rangka melihat upaya pemulihan Sungai Citarum yang tercemar, yang bukan hanya dari sampah saja, tapi dari limbah pabrik. 

Kunjungan pertama saya dan rombongan adalah ke pabrik yang dimiliki oleh CV Perajutan Sahabat Bandung. Pabrik ini sempat disegel oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Harum. Kenapa disegel, karena pabrik ini tanpa mengolah limbah, langsung membuangnya ke Sungai Citarum.

Ketika saya melintasi bagian dari instalasi pengolahan limbah atau IPAL, bau menyengat dari limbah langsung membuat saya sudah hampir sesak napas. Untunglah masih agak mendingan. Saya masih sempat naik untuk mengambil foto. Warna dari limbah yang sebelum diolah ini, berwarna merah keunguan yang pekat.

dokpri

Untunglah CV Perajutan Sahabat ini sudah berhasil mengolah limbah dan yang keluar sudah bersih. Kunjungan saya berikutnya adalah ke PT Teguh Jaya Pranata. Di Pabrik ini, kain akan diwarnai. 

Sewaktu masuk saya sempat melihat tumpukan kain yang sangat banyak dan siap untuk diwarnai. Saya awalnya berpikir, kain ini akan dijahit atau dipotong. Ternyata tidak. Kain-kain ini baru akan diwarnai.

dokpri

Saya dan rombongan mengarah ke Belakang pabrik. Saya melihat bahwa air limbah di sini juga sangat parah. Dan ketika saya mau ke ujung IPAL, saya sudah tidak tahan. Bau sangat menyengat dan membuat sesak napas dan pusing. Minta ampun parahnya.

dokpri

dokpri

Kalau seperti foto di atas, sudah kebayang kan parahnya seperti apa baunya? Saya sempat berpikir, ini kunjungan pabrik yang terakhir. 

Rupanya kami masih akan mengunjungi ke IPAL komunal atau pengolahan limbah gabungan dari 24 pabrik. APA? Satu pabrik saja sudah nggak tahan, ini ada 24.  Saya masih sempat untuk masuk untuk mengambil foto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline