Hingga tahun 2019 nanti, BBM Subsidi tidak akan ada kenaikan harga. Pemerintah menjamin hal tersebut seperti disampaikan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Suminto di FMB 9.
Suminto mengungkapkan, Pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan subsidi harga. Sejak 2016 tak pernah menaikkan minyak tanah, solar, dan BBM penugasan alias bensin premium.
"Pemerintah harus menjaga daya beli masayarakat karena konsumsi masyarakat merupakan komponen terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar sekitar 57 persen dari PDB akan terus menjaga daya belinya," tegasnya.
Suminto bercerita, semenjak tahun 2003 Indonesia sudah impor minyak karena permintaan yang terus meningkat sedangkan produksi turun terus.
Sedangkan neraca perdagangan migas sudah defisit sejak tahun 2012.
Namun, pemerintah tetapmemberikan subsidi energi terdiri dari bensin premium, solar, dan gas elpiji 3 kg. Belanja subsidi energi mencapai 10-26 persen dari total APBN (3 persen dari PDB).
Mengenai BBM Satu Harga, PT Pertamina memastikan bahwa program ini tidak sama sekali membebani Pertamina. Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Khusus BBM Satu Harga, ini tugas yang harus dijalankan. Apakah ini membebani? Kalau infrastruktur belum ada tentu membebani, biaya operasional mahal," ujarnya.
Untuk mendukung BBM satu harga ini, Nicke menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah mengerjakan 29 proyek infrastruktur pendukung BBM Satu Harga, di mana sebagian besarnya berada di wilayah timur Indonesia.
"29 project mostly di timur supaya logistic cost untuk BBM Satu Harga menurun, sehingga dapat menjangkau lebih banyak titik, dan seluruh masyarakat terus merasakan equality (kesetaraan). Tahun ini sendiri ada 67 titik (BBM Satu Harga) targetnya, tahun lalu 50 titik sudah semuanya. Jadi Insyaallah bisa kita jalankn," katanya.
BBM Satu Harga ini, lanjut Nicek juga merupakan implementasi tiga dari lima prinsip kerja Pertamina, yakni availibility (ketersediaan), accessibility (kemudahan akses), dan affordability (keterjangkauan).
Bagaimana dengan Produksi Minyak dan Gas?