[caption id="attachment_297344" align="aligncenter" width="600" caption="Tokoh Elaine dalam Film Political Animals. (Foto: David Giesbrecht)"][/caption]
Sejak 26 Oktober 2013, pemirsa televisi (TV) kabel di Indonesia akhirnya dapat menikmati Political Animals, sebuah film mini seri pendek rilisan Warner TV yang sempat menjadi salah satu tayangan terlaris dengan rating tertinggi dalam jumlah pemirsa di Amerika Serikat (AS) pada bulan Juli-Agustus 2012 silam. Ide cerita film ini mengangkat tentang kehidupan Elaine Barrish Hammond (diperankan aktris kawakan Sigourney Weaver), seorang wanita politisi AS yang memiliki karier cemerlang dalam perjalanan politiknya. Meskipun ber-genre drama fiksi, namun banyak kalangan menilai bahwa film ini sebetulnya diadaptasi dari kisah hidup Hillary Clinton, istri Bill Clinton, Presiden AS ke-42 (1993-2001). Banyak kemiripan cerita antara tokoh Elaine dengan Hillary. mereka sama-sama berprofesi sebagai First Lady (sebutan untuk istri Presiden AS) yang terjun dalam dunia politik –kalah dalam bursa pemilihan presiden namun kemudian menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS (Secretary of State). Awal cerita digambarkan ketika Elaine berpidato singkat kepada para penggemarnya sebagai reaksi atas kekalahannya dalam bursa pemilihan presiden (pilpres) AS. Ia pun mengajak pendukungnya itu untuk menerima kemenangan Paul Garcetti (diperankan oleh Adrian Pasdar) sebagai presiden terpilih untuk memimpin AS empat tahun ke depan. Atas sikap koorperatifnya itu, belakangan Elaine pun ditunjuk Garcetti untuk membantu dalam pemerintahan sebagai Menteri Luar Negeri. Pada masa sebelumnya, diceritakan bahwa sebelum maju ke pilpres, Elaine adalah pejabat Gubernur Illionis (negara bagian AS) ketika sang suami, Donald "Bud" Hammond (Ciarán Hinds) menjadi presiden AS sebelum Paul Garcetti yang bermarkas di Gedung Putih, Washington DC. Secara tersirat, terjunnya Elaine dalam dunia politik sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewanya terhadap kelakuan sang suami yang gemar berselingkuh dengan wanita lain. Ia pun memilih pisah rumah (pindah ke Illionis) daripada harus bercerai. Belakangan, Elaine dan Bud pun akhirnya memutuskan cerai secara resmi. Perkawinan mereka sendiri telah menghasilkan dua anak laki-laki dewasa, Douglas Hammond (James Wolk) dan Thomas “TJ” Hammond (Sebastian Stan). Douglas adalah seorang pemuda yang mapan dan merupakan politisi muda yang menjadi kepercayaan Elaine sendiri. Sedangkan TJ digambarkan sebagai sosok pemuda yang urakan, pemakai narkoba, homoseks dan selalu menghamburkan uang. Sungguh dua sisi mata uang yang berbeda. TJ sendiri digambarkan merasa lebih dekat dengan Margaret Barrish (Ellen Burstyn), sang nenek yang juga ibu dari Elaine, ketimbang kepada kedua orang tuanya tersebut. keburukan TJ selalu ditutupi sebagai aib keluarga yang tidak boleh diketahui masyarakat. Termasuk ketika TJ hampir saja meninggal akibat usaha bunuh diri. Sewaktu masuk dalam rumah sakit untuk perawatan pun, jatidirinya dipalsukan agar kasusnya tidak tercium wartawan. Berbeda dengan kehidupan Douglas yang selalu diumbar demi konsumsi publik, terutama menjelang pertunangannya dengan Anne Ogami (Brittany Ishibashi), seorang wanita cantik asal Jepang. Seolah-olah hanya Douglas lah yang merupakan anak mereka. Dalam suatu set adegan lain diceritakan bahwa Elaine sangat concern terhadap penangkapan tiga orang jurnalis di Iran lantaran dianggap mata-mata AS. Ia pun berupaya semaksimal mungkin untuk membebaskan tawanan yang terancam hukuman mati tersebut. Dari beragumentasi dengan sang presiden, melobi sejumlah Dubes Besar hingga mengirim mantan suaminya untuk bernegosiasi dengan pihak lawan ke Turki. Alhasil, upayanya itu berhasil dan mendapat pujian luas dari berbagai kalangan masyarakat AS. Di sisi lain waktu yang sama, tanpa disadarinya T.J. kembali berhubungan dengan obat bius yang hampir membunuhnya lagi. Sikap T.J. ini merupakan salah satu bentuk kekecewaan terhadap kedua orangtuanya yang tidak merestuinya untuk membuka kelab malam. Padahal, ia ingin menunjukkan kepada orang tuanya bahwa ia juga bisa menjadi anak yang baik dan bisa bekerja. Untuk mengatasi kesedihannya itu, ia pun semakin liar bergaul dengan sesama jenis dan kembali mengonsumsi narkoba. Beruntung TJ masih memiliki saudara yang sangat peduli terhadap dirinya sehingga dirinya pun masih bisa terselamatkan. Adegan film ini ditutup dengan ketekadan niat Elaine untuk maju kembali dalam pemilihan presiden mendatang meski pihak keluarga tidak menyetujuinya. Justru tentangan itu berasal dari Douglas, anak kesayangan Elaine yang selama ini selalu membantunya dalam urusan pekerjaannya itu. Ia pun kemudian membeberkan rahasia Elaine itu kepada wartawan dengan harapan ibunya akan membatalkan niatnya tersebut apabila beritanya telah bocor ke publik. Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film ini. Keberhasilan seseorang dalam berkarier tidak menjamin keberhasilannya dalam berkeluarga. Ketika banyak energi yang terserap untuk memuluskan ambisi kita, maka tidak akan ada lagi waktu tersisa untuk diberikan kepada orang-orang terdekat kita. Fatalnya, justru dapat mengorbankan keluarga kita sendiri. Namun apabila kita hanya fokus terhadap keluarga, bisa-bisa malahan karier kita justru terhambat. Ya, semoga saja antara karier dan keluarga dapat berjalan seimbang dan keduanya justru saling mendukung. So, keep calm to face it! Sumber: Warner TV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H