Lihat ke Halaman Asli

Tomi Pradjie

Banyak Bacanya, Banyak Melamunnya, Sedikit Bicaranya

Puisi | Terselamatkan

Diperbarui: 12 April 2020   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com /Jill Wellington

Datang sederhana ke dunia yang lupa
Aku diajarkan-Nya bagaimana hidup itu
Jangan sampai tunduk kepada dunia
Tapi bagaimana bersahabat dengannya

Perjalanan yang telah lama diungkapkan
Dalam cinta, perih, dan ketaatan
Datang bukan untuk menyilaukan
Datang menghadiahkan pengharapan

Untuk menyatakan keadilan
Yang percaya diundangnya
Yang sederhana didatangkannya
Dengan perantara Pintu Surga yang mulia

Emas, kemenyan, dan mur
Sebagai yang tertinggi dalam tahta
Sebagai imam agung yang kekal
Sebagai pengharapan setelah kematian

Semudah memerintahkan cahaya tak dilakukan
Semudah merubah jalan cerita dari yang telah dilukiskan
Namun begitu besar Agape, di atas eros dan filia
Maka dengan turun dalam lembah kekelaman pun dilakukan

Aku tak mau menjadi satu dari dua belas yang berkata dengan lidah manusia
Karenanya aku terjaga dalam malam sengsara
Aku tak mau seperti dua belas orang yang meragukan kebangkitan
Maka bersuka cita pada hari ini, sebab Ia bertindak

Roti adalah tubuh
Anggur adalah darah
Keduanya adalah simbol
Namun dengan kasih aku telah dibeli kembali

Bumi boleh bergoyang
Langit boleh terbelah
Namun karena Ia menjadi tamengku
Apakah yang dapat memusnahkanku?

Dengan wafat Ia turun ke alam maut
Dengan bangkit Ia mengalahkannya
Tiga tahun karya-Nya pedomanku
Menebar kasih, menuai keselamatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline