Lihat ke Halaman Asli

Aku Benci Fiksi [Cerpen]

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nafas tersengal-sengal tanpa aturan,keringat mengucur dari dahi dan badan, ada ketakutan yang tertanam dalam otak, fiksi-fiksi itu merasukiku dalam mimpi, terlihat jelas alur-alur yang mengalir dalam mimpi itu seakan menjadi nyata, mimpi itu menghujam dalam sanubariku, begitu fiksi yang pernah ku buat menari-nari dalam mimpi, menerorku merasuk dalam alam bawah sadarku. Mereka menghakimiku, seolah olah aku biang keladi semua ini, membuat cerita yang tragis dan penuh dramatis.

Ku ambil air putih dari teko yang ada di meja, ku tuangkan ke dalam gelas dan ku minum tegukan demi tegukan untuk menenangkan perasaan yang kacau balau, mimpi itu membuatku terjaga dalam malam,terbangun dalam sunyi…hhhhmmm..fiksi-fiksiku. Ku lihat tumpukan buku yang tersusun rapi di rak buku, ku ambil buku yang pernah aku tulis imajinasiku di situ, kulihat judulnya yang telah merasuki alam mimpiku.

“SANG PENYERET KERANDA”

Ku baca ceritanya,bagaimana seorang penyeret keranda peti mati yang siap memenggal seseorang,dan memasukkannya ke dalam peti mati yang di bawanya, lalu membuangnya ke jurang, lalu membuat keranda peti mati yang baru dengan tangannya sendiri, dan mencari mangsanya yang baru. Tidak sembarangan orang yang di bunuh oleh sang penyeret keranda, mereka para koruptor yang akan menjadi target sang penyeret keranda,membunuh dengan sadis seperti seorang psikopat yang hobi membunuh tanpa perasaan.anehnya sang penyeret keranda selalu berhasil dalam melakukan aksinya,dan selalu lolos dari yang mengejarnya.bahkan dalam cerita fiksi tersebut,seorang kepala desa tewas mengenaskan saat di temukan di dalam peti keranda,sang kepala dusun mati dengan kepala terputus, tersiar kabar sebelumnya kalo sang kepala desa telah melakukan markup pembangunan jalan, menimbun beras raskin yang seharusnya di bagikan kepada warga miskin.

Kini penyeret keranda itu merasukiku,menerorku dalam mimpi,mengejarku dan mengucapkan kata yang tak ku mengerti,bahasa yang sepatah-sepatah dan tak jelas,berjalan sambil menyeret keranda mendekati ku, semakin dekat dan semakin dekat sehingga aku lari,lari dari kejaran sang penyeret keranda,mukanya yang seram dengan mata merah dan rambut awut-awutan menambah keseraman dalam mimpiku, aku terus berlari dan berlari tapi aku tak kuat nafasku untuk berlari terus. Aku tak bisa menghindari kejaran penyeret keranda yang aku buat sendiri di dalam cerita fiksiku.sehingga saat sang penyeret keranda mengayunkan goloknya,tiba-tiba aku terbangun dari tidurku,nafasku pun tersengal-sengal tak beraturan.

Aku tak tahu apa yang di inginkan sang penyeret keranda dalam mimpiku, kenapa fiksi yang aku buat merasuki dalam mimpiku,padahal dalam fiksi yang aku buat, sang penyeret keranda hanya akan membunuh para koruptor,apakah aku telah melakukan korupsi kah?aku merasakan ketakutan dan keresahan. Mimpi itu seakan nyata muncul dalam hadapanku.

“Apa aku bakar saja fiksi ini?biar tak lagi di teror dalam fiksi karanganku”aku bermonolog dalam hati,dalam hatiku berkecamuk,aku sendiri yang membuat imajinasi tesebut tapi aku sendiri yang di terror oleh imajinasi tersebut.bimbang,ragu tapi aku tak mau lagi ada mimpi yang buruk itu terjadi lagi.mimpi yang mebuatku merasakan ketakutan dan kegalauan.

Ku robek-robek buku itu hingga menjadi potongan-potongan kecil,aku benci fiksi, aku benci imajinasiku sendiri. Ku masukkan potongan-potongan kertas itu ke dalam tong sampah.aku tidak lagi mau mengingat lagi karya fiksiku itu.aku ingin tidur dengan mimpi indah,tidak dengan mimpi yang menerorku.

Ku coba rebahkan badanku untuk kembali tidur,menghilangkan fiksi-fiksi dalam ingatanku,sementara di pojok ruangan terlihat seonggok printer yang terdapat label bertuliskan properti kantor yang bercecer kertas-kertas putih habis di gunakan untuk ngeprint dengan tulisan-tulisan cerita fiksi.di atas printer terdapat selembar kertas kumal penuh dengan bercakan tinta bertuliskan “PENYERET KERANDAJILID II”.

Akupun tertidur,apakah aku akan mengalami mimpi yang buruk lagi? Baca di sini.

Cerita ini hanyalah fiksi belaka,tak ada kaitannya dengan keributan fiksi yang kemarin.

salam tomat ijo,

kalo ke pasar jangan lupa membeli yah...hihihihi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline