Lihat ke Halaman Asli

Toleo

Penulis Puisi

Dibalik Tempat Sampah: Kisah Para Makanan Sisa

Diperbarui: 9 Oktober 2023   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut dapur, dalam tempat sampah, berbaringlah sepotong roti tawar tua, daging kering, seikat sayuran layu, dan sepiring nasi sisa. Mereka telah diabaikan, ditinggalkan oleh manusia yang seharusnya mereka beri manfaat.

Roti tawar, dengan sedikit kepedihan di suaranya, berbicara, "Aku dibuat dengan penuh kasih sayang, dengan harapan bisa memberikan energi dan kehangatan pada tubuh manusia. Tapi lihatlah aku sekarang, aku hanya menjadi sampah."

Daging kering, yang terasa lebih keras dan lebih kering dari biasanya, menimpali, "Aku seharusnya menjadi sumber protein, membantu otot manusia bekerja dan tumbuh. Tapi apa jadinya aku sekarang? Aku terbuang, tidak berguna."

Sayuran layu, yang sebelumnya diam, akhirnya berbicara, "Aku seharusnya menjadi sumber vitamin dan mineral, membantu sistem imun manusia. Namun, aku malah berakhir di sini, membusuk dan tidak terpakai."

Nasi sisa, yang baru saja bergabung, dengan nada marah, berkata, "Semua ini salah manusia! Mereka yang membuang kita, mereka yang tidak menghargai kita!"

Namun, roti tawar dengan cepat membela, "Tapi mungkin ini bukan hanya tentang manusia. Mungkin kita juga harus mempertimbangkan bagaimana kita bisa beradaptasi dan memberi manfaat dalam keadaan seperti ini."

Daging kering, setelah berpikir sejenak, menanggapi, "Betul, kita bisa menjadi kompos, memberi nutrisi pada tanah, dan membantu tumbuh-tumbuhan baru. Mungkin kita tidak bisa memberi manfaat langsung pada manusia, tapi kita bisa membantu dunia ini dengan cara lain."

Sayuran layu, dengan nada yang penuh harapan, menambahkan, "Dan mungkin, dengan menjadi kompos, kita bisa membantu tanaman baru tumbuh dan berkembang, yang pada akhirnya akan memberi manfaat pada manusia."

Nasi sisa, setelah mendengar semua argumen tersebut, akhirnya berkata, "Mungkin kalian benar. Mungkin kita bisa memberikan manfaat, meski tidak langsung pada manusia."

Mereka berempat, roti tawar, daging kering, sayuran layu, dan nasi sisa, memutuskan untuk menerima nasib mereka dengan lapang dada. Mereka tahu bahwa bahkan dalam keadaan terbuang, mereka masih bisa memberikan manfaat bagi dunia. Mereka mengerti bahwa setiap makhluk, bahkan makanan sisa, memiliki peran mereka sendiri dalam siklus kehidupan ini. Dan dengan pemahaman itu, mereka merasa sedikit lebih baik, dan berharap bisa menjadi lebih bermanfaat di masa depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline