Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Sipayung

Seorang konsultan di bidang pertanian

Aku dan Sakit Jiwaku, dan Anda Bahagia

Diperbarui: 31 Mei 2016   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah hal yang paling Anda hargai dalam kehidupan Anda?

Prestasi? Kekayaan? Pasangan yang cantik atau gagah?

Saya mungkin memiliki sebagian dari itu. Saya bahagia? Ya. Tapi bukan hanya karena itu. Dan.. saya juga ingin membagikan hal lain yang seharusnya membuat Anda wajib merasa bahagia.

Saya adalah orang yang kreatif. Pikiran saya tidak bisa berhenti berpikir. Ide-ide untuk menciptakan sesuatu mengalir deras dalam otak saya. Di usia yang sangat muda saya sudah mendapatkan kepercayaan yang luar biasa. Seorang pejabat tinggi asal Sulawesi meminta saya merancang sebuah kampanye untuk menjadikannya bagian dari kabinet. Ia percaya karena ia tahu kapasitas saya. Saya juga bertanggung jawab atas beberapa isu hebat yang beredar tentang pertanian di media massa nasional untuk menjadikan seorang tokoh mendadak populer. Ya..karena saya adalah seorang pakar personal branding yang tidak banyak diketahui orang.

Bagi sahabat saya pemilik media dan EO saya adalah sumber uangnya. Ide-ide kreatif berujung pada seminar atau acara yang menciptakan kehebohan namun mendatangkan banyak peserta dan sponsor. Ujung-ujungnya adalah profit.

Sebagai pakar personal branding, saya berhasil mengubah  kehidupan sejumlah orang di sekitar saya. Ibu rumah tangga, SPG, anak remaja yang biasa saja, seorang yang pendidikannya rendah mendadak seseorang yang sangat profesional, elegan dan berpenghasilan yang menarik.

Saya mensyukurinya? Ya. Hanya saya di balik pikiran bergerak cepat dan kreativitas saya, Tuhan memberikan saya kesempatan untuk menikmati satu hal. Yakni kelainan jiwa.

Sedari kecil saya sudah mengalami berbagai ketakutan aneh. Saya takut angin. Takut orang asing. Takut berada di tempat yang baru. Dan banyak lagi. Beberapa ketakutan itu berhasil saya taklukkan namun bersamaan dengan itu saya menyambut ketakutan yang baru. Ibu saya pernah panik melihat saya menjerit histeris di kamar saya, layaknya melihat setan. Padalah saya tengah mengalami ketakutan yang tidak masuk akal. Ia menangis. Hatinya hancur mengetahui masa depan putranya akan berakhir oleh karena kelainan jiwa.

Saya sering mengalami perasaan yang aneh. Prestasi yang saya peroleh di atas tidak serta merta membuat saya percaya diri. Adakalanya saya merasa diri saya tidak sempurna. Tidak ada yang menyenangkan dari diri saya dimata orang lain. Saya adalah pecundang. Kadang saya merasa paling kesepian. Tidak punya sahabat. Kesedihan melingkupi saya tanpa sebab.

Namun, pada kesempatan yang lain saya merasa sangat percaya diri. Merasa diri saya begitu luar biasa. Itu terjadi layaknya siklus dan tidak bisa saya kendalikan. Suatu kali saya membaca sebuah buku tentang kelainan jiwa. Hal seperti ini biasanya didiagnosa sebagai depresi bipolar.

Hingga saat ini saya masih trauma melakukan banyak hal. Trauma ketika harus mengikuti pelatihan dan bertemu banyak orang. Trauma mengikuti ujian. Trauma berada di ruang formal. Trauma dengan perjalan jauh. Dsb...dsb..dsb. Dalam situasi tertentu saya sering mengalami pikiran yang mendadak kosong. Lidah saya kelu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline