Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Sipayung

Seorang konsultan di bidang pertanian

Rahasia Menjadi Pembicara dan Konsultan Tanpa Terbatuk-Batuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kali sahabat saya bertanya kepada saya. “Bro, saya ini hanya seorang auditor di perusahaan besar. Lalu bagimana mungkin kamu berkata bahwa saya bisa menjadi seorang pembicara?”

Ini adalah pertanyaan yang mudah saya jawab. Namun saya harus menyampaikannya dengan hati-hati, jika saya salah bicara maka persepsinya menjadi keliru. Sayapun memilih menarik nafas panjang sebelum berbicara panjang lebar.

“ Menurut saya benar begitu. Sebagai seorang auditor seperti kamu punya banyak keahlian. Setidaknya kamu bisa mengendus laporan keuangan akal-akalan. Mendeteksi transaksi fiktif. Hingga mengetahui apakah sebuah perusahaan tengah kritis atau berjaya hanya dengan melihat catatan keuangannya”, kata saya.

“Lalu apa yang menarik dengan hal itu. Banyak orang yang juga paham?”, ucapnya balik bertanya.

“Benar. Tapi seberapa banyak? Lalu sekarang lihat dibelakangmu. Para calon auditor. Pemilik perusahaan yang ingin membangun SDM keuangan yang kuat. Atau seorang investor yang ingin membeli perusahaan. Di mata mereka ilmumu sangat bernilai”.

“Lalu mengapa tidak ada yang menghubungiku”, tanyanya sembari tersenyum dengan bibir terangkat sebelah.

Ya, iyalah..Karena kamu tidak pernah mempromosikan dirimu”.

Banyak orang yang beranggapan untuk menjadi seorang pembicara Anda harus memiliki keahlian yang luar biasa. Faktanya tidak demikian. Bisa jadi apa yang keahlian Anda kuasai saat ini, yang menurut Anda biasa-biasa saja, sudah cukup menjadi modal sebagai pembicara.

Beberapa tahun yang lalu seorang Ibu rumah tangga menjumpai saya dan menyatakan bahwa ia ingin menjadi pembicara tentang pengasuhan anak. Ia meminta bantuan saya.

Lalu saya bertanya, “Darimana Ibu mendapatkan pengetahuan Ibu?”.

“Pengalaman dan pelatihan”, jawabnya ringan.

Lalu apa yang terjadi saat ini. Dengan promosi yang gencar via internet dan menerbitkan beberapa buku iapun menjadi pembicara yang cukup sibuk.

Jadi Andapun bisa menjadi pembicara. Anda cukup melihat modal Anda. Setidaknya ada beberapa indikasi bahwa Anda punya potensi menjadi pembicara. Cek diri Anda apakah Anda pernah:

Pertama, mengerjakan sebuah proyek luar biasa. Pembuatan monorel. Pembangunan seribu rumah hemat listrik, dsb

Kedua, menempati posisi strategis di perusahaan Anda. Entah itu Direktur,General Manager, dsb. Jelas posisi Anda sesungguhnya menggambarkan pengetahuan dan pengalaman Anda. Rasanya aneh jika orang yang kurang cerdas dan pemalas menjadi Direktur Utama di perusahaan besar.

Ketiga, meraih prestasi luar biasa. Menang olimpiade. Sukses di bisnis. Mendapatkan prestasi di luar negeri dsb.

Keempat, memiliki pengetahuan yang unik yang menurut Anda dibutuhkan, banyak orang.

Jika Anda mengalami salah satu dari keempat hal ini maka Anda memiliki potensi menjadi pembicara. Maka strategi selanjutnya mengevaluasi hal terbaik dari diri Anda lalu memasarkannya dengan cerdik.

Mengapa saya katakan cerdik? Ternyata "memasarkan diri"  bisa Anda lakukan melalui kebiasaan yang menyenangkan dan berbiaya murah. Selama Anda mengetahui jika prinsip dasar pemasaran diri adalah berbagi.

Bagikan pengetahuan Anda setiap hari melalu berbagai media. Lalu lekatkan nama dan keahlian Anda dalam benak banyak orang. Lakukan secara konsisten. Setiap hari. Setiap jam jika perlu.Hingga banyak orang yang merasa memiliki ikatan emosional dengan Anda karena tips atau informasi dari Anda sangat bermanfaat.

Jika Anda melakukan hal ini bukan mustahil Anda menjadi seorang pembicara dengan mudah, cepat tanpa Anda harus terbatuk-batuk karena harus mengeluarkan dana yang besar dan menunggu waktu yang lama.

Hormat saya

Hendra Sipayung

Personal Brand Consultant (3291858E)

www.konsultasimenulisbuku.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline