Lihat ke Halaman Asli

Sugi362

Abah Odon

Karakteristik dan Perawatan Budidaya Bunga Edelweis

Diperbarui: 5 Januari 2016   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pengagum bunga, terlebih grup ibu-ibu rumah tangga pasti harus tahu bagaimanakah langkahnya melindungi serta karasteristik bunga yang ditanam, terutama apabila tanaman yang dirawat yakni bunga Edelweis.
Edelweis yakni bunga yang pasti sudah tak asing lagi untuk sebagian penggiat alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya bisa tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh.

Bunga cantik ini memang akrab dengan sebagian pendaki dan mengilhami sebagian orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Tak heran apabila bunga ini disebutkan juga sebagai bunga abadi, karena mekar kurun saat yang cukup lama.

Ada bermacam tipe bunga edelweis yang tumbuh di dataran tinggi di sebagian negara termasuk di Indonesia. Yang sering diketahui di gunung-gunung Indonesia yakni spesies Anaphalis javanica. Klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Plantae. Ordo : Asterales. Famili : Asteraceae. Genus : Anaphalis. Spesies : Anaphalis javanica.

Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya yakni bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, tidaklah bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis javanica. Tetapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga yakni serbuk kuning yang kurun saat 1 – 3 hari setelah mekar akan rontok dan tersisa kelopak bunganya saja.

Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walau umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang ini dikelompokkan sebagai langka.
Apabila tumbuhan ini cabang-cabangnya ditinggalkan tumbuh cukup kokoh, edelweis mungkin saja tempat bersarang untuk burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk beberapa alasan estetis dan spiritual, atau hanya kenang-kenangan oleh sebagian pendaki.

Pada bln. Februari hingga Oktober 1988, ada 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang dimaksud satu di antara tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas khusus dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditolerir. Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tumbuhan ini dinyatakan punah.

Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang ada di jalan-jalan setapak. Mengingat bahwa bunga edelweis telah jadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga satu di antara kemungkinan yang butuh ditanggung. Namun, sebagian pengagum bunga tidak butuh kecewa karena berita sukanya saat ini sudah banyak sebagian petani yang sudah membudidayakannya.

Satu di antara umpamanya bunga Edelweis Jawa (Anaphalis Javanica). Sebagian petani ini membudidayakannya melalui langkah menanam anakan yang tumbuh dari biji dan menebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi semakin lebih 1000 mdpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH (keasaman tanah) pada 4 – 7.

source:

Toko Bunga Jakarta 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline