Lihat ke Halaman Asli

Boris Toka Pelawi

TERVERIFIKASI

.

Jadi Orang Marketing "Keakuan" Tidak Boleh Tinggi

Diperbarui: 1 Juli 2024   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tipe sales person (freepik.com/rawpixel.com)

Hallo Lohha semuanya. Pada tulisan kali ini saya mau berbagi sedikit perspektif tentang suatu hal. 

Jadi beberapa minggu yang lalu kantor kami yang ada di cabang Bandung kedatangan Nasional Sales Manager (NSM). 

Sebenarnya bukan hal baru sih, minimal setahun dua kali NSM kami ini memang selalu datang ke Bandung. 

Kalau beliau sudah datang, kami yang ada di cabang pasti tremor. Sebab orangnya memang galak. Seharian dia bisa punya energi hanya untuk marah-marah.

Tapi sebenarnya orangnya baik, marahnya cuman di atas meja. Begitu ke bawah untuk ngopi orangnya menyenangkan. 

Jadi marah-marahnya murni mengenai pekerjaan. Tapi untuk anak baru pasti kaget dan sakit hati kalau dengar omongannya, tapi bagi kami orang lama hal itu sudah biasa. 

Suatu kali NSM kami itu menguji kedekatan kami dengan customer-customer kami. 

Dia bertanya costumer A ulang tahunnya tanggal berapa, customer B nomor sepatunya berapa, hobinya apa, makanan kesukaannya apa.

Ternyata setelah ditanya begitu ada banyak hal mengenai customer kami yang belum kami ketahui. Maka pada posisi ini kami masih sekedar kenal, dan belum menjadikan customer kami sebagai seorang sahabat. 

Kami masih sekedar berteman dengan customer kami. Yang namanya berteman itu bisa cuman sekedar. Kita tidak perlu tahu banyak soal teman kita itu. Maka ada yang namanya teman kerja, teman main, atau teman nongkrong. Hanya teman untuk situasi tertentu saja. Sedangkan sahabat pasti punya pengenalan yang lebih dalam tentang sahabatnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline