Lihat ke Halaman Asli

Boris Toka Pelawi

TERVERIFIKASI

.

Orang "Ketiga" yang Menyelamatkanmu dari Pasangan yang Salah

Diperbarui: 15 April 2019   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar (Cerita Sebuah Kado - WordPress.com)

Tentu kita sering mendengar istilah “orang ketiga.” Pasti di dunia ini tidak ada orang yang ingin dilabeli dengan sebutan orang ketiga. Penyebabnya jelas, orang ketiga sangat identik dengan sosok perusak hubungan orang lain, orang ketiga adalah tokoh jahat yang terkenal karena menyelinap dalam hubungan orang lain. Orang ketiga adalah kekasih gelap, orang ketiga adalah sosok yang masuk dalam rantai perselingkuhan. Jelas sudah betapa gelapnya dunia orang ketiga ini.

Tapi dalam beberapa kasus, saya melihat tak selamanya orang ketiga ini memiliki stigma yang buruk. Orang ketiga dapat diartikan buruk tergantung momentum dan bagaimana kejadiannya. 

Kalau ada sepasang kekasih yang si prianya berselingkuh dengan seorang wanita lain, sementara si wanita tidak tahu kalau si pria sudah punya pasangan, tentu tidak tepat melabeli si wanita lain itu dengan sebutan orang ketiga. Justru wanita lain dan pacar asli si pria itu adalah korban. Korban karena ketidak tahuan.

Lain cerita kalau si wanita sudah tahu bahwa si pria telah memiliki pasangan. Orang ketiga adalah mereka yang menjalin kasih dengan seseorang walaupun sudah tahu si orang itu sudah punya pasangan. 

Tapi karena hubungan itu terkadang ada dalam lingkaran asmara yang rumit, Jadi sebenarnya tak bisa juga sih kita langsung “saklek” dalam menilai,”Oh kamu selingkuh nih karena masih punya pacar tapi dekat sama si Anu.” Dalam konteks hubungan yang bermasalah, orang ketiga terkadang bisa muncul sebagai malaikat, bahkan “juru selamat” yang menyelamatkanmu dari pasangan yang salah.

Misalnya nih, kamu sedang menjalani sebuah hubungan yang rumit. Kamu sudah berpacaran dengan dia selama enam tahun. Tapi selama berpacaran dengan dia kamu sering dikecewakan. Kamu diselingkuhi, dibohongi, dan sering kamu merasa kurang diperhatikan. 

Tapi setelah itu kalian baikan lagi. Disatu sisi melegakan tapi saat itu terjadi berulang-ulang itu menjadi hal yang melelahkan. Jadi kamu bukannya menjalani masalah dalam sebuah hubungan, tapi lebih kepada menjalani hubungan yang bermasalah.

Ini dua hal yang berbeda loh. Masalah dalam sebuah hubungan itu adalah hal yang biasa. Seperti misalnya, beda pendapat, cemburu, marah dsb. Ini adalah hal yang lumrah dalam sebuah hubungan. Bisa dikatakan ini adalah masalah-masalah yang mendewasakan. Tapi hubungan yang bermasalah adalah, ada yang salah dalam jalinan kasih antara kamu dan pasangan kamu. Tak mesti yang bermasalah itu kedua belah pihak. Bisa saja masalahnya bukan di kamu, tapi di pasangan kamu.

Selama ini kamu sudah melakukan apa yang harus dilakukan.Kamu sudah setia, mengkhawatirkannya, baik, care, dan selalu mengalah untuk apapun kesalahannya. Tapi sepertinya dia tak serius dengan kamu. Secara feel kamu sudah merasakannya sih, tapi apa yang kamu rasakan hanya bisa kamu lampiaskam dalam sebuah kesedihan. 

Mentok-mentok jadi bahan kamu untuk curhat dengan teman. Sekalipun kamu sadar bahwa kamu lebih banyak tidak bahagianya, bahkan kamu sadar bahwa kamu tidak akan pernah bahagia jika terus bersamanya, kamu merasa tidak akan bisa membuat sebuah keputusan yang penting: putus!

Bertahun-tahun pacaran brow, bukan sesuatu yang mudah untuk meninggalkannya begitu saja. Rasa kecewa, lelah dan cinta seolah bercampur aduk membentuk perasaan yang kusut. Kamu bisa merasakan bahwa dia sudah jenuh sama kamu, tapi kamu bisa apa? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline