Lihat ke Halaman Asli

Boris Toka Pelawi

TERVERIFIKASI

.

Pekerjaanmu Hari Ini adalah Masa Depan, Bukan Batu Loncatan

Diperbarui: 4 Agustus 2016   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar (smahangtuah2.sch.id)

Judul tulisan ini saya kutip dari pernyataan seorang senior di kantor.

Jadi ceritanya begini, kemarin, sekitar jam sembilan sampai jam sebelasan saya di ajak ke sebuah ruangan oleh atasan saya.Disana saya bertemu ,saya sebut saja pak A , dia juga tadinya atasan saya.Diruangan itu, dengan sedikit pembukaan atasan saya mempersilahkan pak A untuk berbicara.

Sebagai perintis dan founding father divisi audit di perusahaan itu dia memberi beberapa wejangan ke saya.Beliau sudah bekerja diperusahaan itu sekitar sembilan belas tahun lamanya (seingat saya).Sebagai pekerja yang bisa dikatakan sudah sangat lama mengabdi di perusahaan itu, tentu tak terhitung lagi berapa banyak asam garam , pahit getir, dan rasa manis yang dirasakanya selama bekerja.Hal itulah yang harus saya serap selama perbincangan tersebut.

"Seorang auditor harus obyektif."Dia berujar.Saya tak dapat mengingat setiap kata yang ducapkanya, namun saya masih dapat mengingat point-point yang disampaikanya.

"Kalau hitam katakan hitam kalau putih katakan putih."Dia menambahi.

Sebelumnya atasan saya sudah memberi tahu bahwa tugas kami bukanlah mencari kesalahan orang lain, melainkan memeriksa berbagai aspek diperusahaan, apakah sudah sesuai dengan SOP (standard operating procedure) atau belum.Demikian pula mengenai stock barang, apakah yang tertulis di database sudah sesuai dengan fisik yang ada di lapangan.

Saya coba cek di mbah Google, audit itu apa sih?

lalu mbah Wikipedia bilang pada saya, Audit adalah sebuah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk.Ohhhh jadi itu toh artinya...

Saya jadi ingat waktu saya dulu masih bekerja pada sebuah keluarga (bukan perusahaan).Pekerjaan saya mengantarkan anak keluarga tersebut kesekolah.Walaupun terlalu kasar disebut pembantu, tapi kira-kira begitulah pekerjaan saya;membantu-bantu.

Suatu hari saya disuruh membeli beberapa kilo beras dan mengisi bensin motor.Setelah selesai membelinya saya pun pulang membawa kembalian hasil pembelian bensin dan beras tersebut.Setelah memberikanya saya pun melanjutkan pekerjaan seperti biasa.Sore harinya tuan saya yang laki-laki mengajak saya bicara.

"Lain kali kalau disuruh membeli sesuatu biasakan untuk meminta struck (nota/bon) nya."Dia berujar pada saya,"Bukan karena kami nggak percaya sama kamu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline