Lihat ke Halaman Asli

Boris Toka Pelawi

TERVERIFIKASI

.

Roman Picisan: Dialog Pendek

Diperbarui: 4 Maret 2016   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

dokpri

 

HUBUNGAN 
“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan..”
“Aku hanya tak habis pikir.”
“Maksudmu?”
“Pikirku, Sebuah hubungan tak seharusnya seperti ini;aku bekerja disini hanya sebagai batu loncatan sampai aku dapatkan pekerjaan yang lebih baik.”

KENYAMANAN
“Kau duduklah disini.”
“Tapi ini bukan rumahku.”
“Aku punya barang-barang yang mewah, kau akan betah disini.”
“Entahlah, menurutku tak seharusnya kau membuatku nyaman tinggal dirumahmu, karena aku memiliki rumah yang harus kujaga dan ku huni.”

CELAH
“Ada celah untuk masuk kesana, jembatan itu...lihat!”
“Kau tak’an melakukanya, sebaiknya jangan..”
“Kenapa?itu kesempatanku.”
“Aku tahu tapi jembatan itu lapuk, tengah keropos, bisa-bisa kau merusaknya.”
“Ta-tapi bukankah−?”
“Aku tahu itu kesempatanmu, aku hanya bilang sebaiknya jangan...itu bukan cara yang benar.”

PUISI
“Bolehkah aku mengirimkan puisi yang kau tulis untuku kepada kekasihku?”
“Hmm tentu..”
“Aku amat berterimakasih sebab kau begitu mencintaiku, bolehkah ku anggap puluhan puisi mu sebagai bentuk dukunganmu terhadap hubungan kami.”
“boleh.”
“Kau tak keberatan?”
“hmm tidak...tapi...”
“Tapi apa?”
“Oh bukan apa-apa.Terkadang aku hanya bingung, aku menulis puisi untukmu atau untuk kekasihmu.”

KLISE
“Sudah kubilang bukan karena ada pria lain!”
“Lalu kenapa kau memutuskanku?”
“A-a-aku hanya−“
“Ah sudahlah, saat kau meninggalkanku itu artinya kau akan, ingin atau sudah menjalin hubungan dengan pria lain.Karena kau tak mungkin sendiri seumur hidupmu.”

Bandung, 4 Maret 2016
Penikmat yang bukan pakar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline