Lihat ke Halaman Asli

Boris Toka Pelawi

TERVERIFIKASI

.

Hal yang Perlu Kita Tiru dari Steve Jobs

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang mengenal produk Apple tentu mengenal siapa Steve Jobs.Bahkan ada yang mengatakan  bahwa harga produk-produk Apple yang over price tetap di beli orang dikarenakan ngefans dengan sang pendirinya yaitu Steve Jobs.Jobs Sendiri memang di ingat sebagai sosok yang mampu menciptakan produk dengan inovasi tinggi.Seperti pandangan yang di percayainya: cara terbaik untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakan masa depan itu sendiri.

jobs sebenarnya tidak memiliki kemampuan teknik.Seperti yang di katakan Bill Gates “dia tidak pernah tahu banyak tentang teknologi, tetapi dia memiliki insting mengagumkan mengenai apa-apa saja ia bisa sukses”.Bahkan Bill Gates sendiri mengakui bahwa Steve tidak benar benar bisa membuat sebuah program. Namun pada faktanya dunia mengenal nya sebagai seorang pengusaha kreatif dengan kepribadian besar yang menggugah dan keinginan besar akan kesempurnaan dan kontrol gila-gilaan yang berhasil merevolusi enam industri:Komputer pribadi, film Animasi, Musik, ponsel, komputer tablet, dan penerbitan digital.

Lalu bagaimana mungkin seorang yang tak memiliki gelar insinyur dan tak pernah menyelesaikan bangku kuliahnya ini bisa muncul sebagai ikon inovasi utama dengan imajinasi imajinasi yang bisa di wujudkan?.

1.Ambisi.

Sejak awal berdiri Apple adalah perusahaan dan produk yang  sangat ambisius.Seperti Slogan Produk Apple yang berjudul Think different tahun 1997 dengan slogan” siapa saja orang yang cukup gila untuk berpikir bahwa mereka bisa mengubah dunia, berarti mereka adalah orang yang benar benar mengubah dunia”.Ambisi itu sudah terlihat ketika ia masih berusia dua belas tahun.Saat itu dia ingin membuat alat pencari frekuensi.Saat itu dia berusaha dan akhirnya berhasil menemukan nama Bill Hewlett si pendiri HP (Hewlett Packard) dibuku telepon dan segera meneleponya untuk mendapatkan onderdilnya.Ambisinya terlihat, seperti yang pernah diucapkanya:Aku selalu menganggap diriku sendiri sebagai orang yang berkeprimanusiaan ketika masih kecil, tetapi aku menyukai elektronika.Lalu akupun membaca kisah pahlawanku Edwin Land dari polaroid( sebuah perusahaan industri jasa optik di Amerika Serikat).Ia mengatakan tentang pentingnya orang-orang yang dapat bertahan di antara bidang kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.Kemudian aku memutuskan itulah yang akan aku lakukan.Kreatifitas yang dapat muncul ketika kecintaan pada umat manusia dan ilmu pengetahuan bergabung menjadi satu dalam satu kepribadian yang kuat itulah yang akhirnya mampu membuat Jobs mengendalikan para Ahli desain, programing dan yang lainya untuk menciptakan produk kelas dunia.

2.Tak pernah putus asa

Sebenarnya banyak hal yang tak pantas untuk ditiru dari sifat Jobs.Salah satunya adalah sifatnya yang membabi buta dan kasar terhadap siapapun.Seperti mengatakan “Itu sampah” jika dia melihat sebuah hasil kerja yang tidak sesuai dengan keinginanya.Tapi kita tak akan fokus disitu.Kita akan fokus pada semangatnya untuk mengubah dunia.Ketika itu pada akhir tahun 1982 jabatan presiden direktur Apple sedang kosong.Jobs mengetahui dirinya tidak siap menjalankan perusahaan itu sendirian, meskipun sebenarnya dia ingin mencobanya.Walaupun sombong dia memiliki kesadaran diri juga bahwa sikapnya masih kasar dan tidal dewasa untuk menjadi presiden direktur Apple.Oleh karena itulah Apple mencari seseorang diluar Apple.

Singkat cerita akhirnya Jobs bertemu dengan  John Sculley, presiden direktur divisi Pepsi-Cola.John Sculley ialah seorang yang berhasil menciptakan kesuksesan untuk perusahaan PepsiCO karena dia adalah seorang yang ahli dibidang publisitas dan pemasaran.Jobs dan rekanya berusaha membujuk agar John mau bergabung dengan Apple yang ketika itu belum terlalu dikenal banyak orang.Namun untuk kesekian kalinya John menolak karena dia masih ingin berada di PepsiCo.Jobs tak putus asa dan akhirnya menantang  John Sculley “Apakah kau mau menghabiskan sisa hidupmu dengan menjual air bersoda, atau apakah kai ingin memiliki peluang untuk mengubah dunia?”.Pertanyaan itu menghantui John Sculley dan akhirnya dia menerima tawaran Steve Jobs.

3.Semangat dan keyakinan

Sebenarnya Steve Jobs tak akan pernah mampu untuk menciptakan komputer pribadi Apple1.Tangan Steve Wozniak yang menjadi sahabat Jobs lah yang menjadi awal bagaimana produk pertama apple lahir.Jobs dan Wozniak selalu rutin mengikuti sebuah klub komputer .Klub itu punya prinsip akan membagikan pengalaman atau apapun yang berhubungan dengan komputer secara gratis untuk sesama anggota klub karena semangat yang ditanamkan ke klub itu adalah semangat berbagi bukan berbisnis.Wozniak yang kebetulan mampu menciptakan replika komputer lengkap ( tentu belum sebagus sekarang dari segi desain dan kecanggihanya) membagikan dan membawanya kepada klub itu suatu hari lalu menjelaskanya pada anggota klub.

Wozniak sendiri berujar bahwa dia mendesain apple1 karena ingin memberikanya secara gratis kepada orang lain. Namun Bill Gates dan Steve Jobs sendiri tidak setuju dengan pola pikir Wozniak.Mereka berpendapat tidak pantas pekerjaan profesional seperti itu dikerjakan tanpa di bayar.Maka Jobs meyakinkan Wozniak agar berhenti memberikan rancangan rancanganya dalampertemuan anggota klub komputer itu.

“mengapa kita tidak menjual nya kepada mereka?”Kata Jobs.”Setiap kali aku mendesain sesuatu yang hebat Steve akan menemukan cara agar kami mendapatka uang” ujar Wozniak.Karena keyakinanya bahwa mereka bisa memproduksi massal komputer Wozniak Steve pun rela menjual mobilnya.Keyakinan dan semangat inilah yang dibawa Jobs untuk meyakinkan orang-orang disekitarnya bahwa mereka harus mendirikan sebuah perusahaan.

4.Keberanian dan negosiasi

Wozniak sangat pemalu berbeda jauh dengan Steve.Ayah Wozniak pernah membuat Steve menangis dengan mengatakan bahwa dia (Steve Jobs) tidak pantas mendapatkan bagian apapun karena Woz lah yang membuat komputer itu.Tapi Wozniak sadar tanpa kehadiran Jobs mungkin Komputer itu sekarang hanya menjadi bagian dari klub komputer mereka.Akhirnya mereka sepakat untuk membagi keuntungan 50:50.Jobs punya keberanian untuk menyelasaikan pekerjaanya, dengan berani dia mendatangi byte shop  dan menawarkan produknya.Awalanya Terrell si pemilik toko tidak tertarik namun dengan negosiasi yang meyakinkan toko itu pun mau menjual komputer mereka (Mungkin kalau sekarang tindakan yang dilakukan Jobs itu mirip ibu-ibu yang nitipin gorengan di warung).

Mungkin kita bukan orang yang mampu melakukan segala hal.Termasuk hal yang mampu mendukung keinginan kita.Namun kita perlu meniru Steve Jobs.Dia sendiri tidak sepintar produk yang diciptakanya, tapi dia mau merangkul orang lain untuk di ajak bekerja sama dalam memenuhi visi misi hidupnya.

Dengan mengadopsi sikap yang dimiliki Steve, kita tak perlu mengerjakan semua nya sendirian.

Semoga bermanfaat (

Dikutip dari buku Walter Isaacson dan berbagai sumber.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline