Manusia adalah makhluk hidup yang ditakdirkan dengan wajah yang berupa-rupa, kelebihan dan kekurangannya tidak ada, semua manusia sangat sempurna diciptakan oleh Tuhan. Di dalam bangku perkuliahan era ini, kita dapat melihat kehadiran akun instagram dengan nama @namakampus_cantikganteng atau semacamnya. Saya adalah salah satu mahasiswa yang resah dengan eksistensi akun-akun tersebut.
Baru ini, BEM FISIP UNAIR mengeluarkan pendapat terkait persoalan tersebut melalui instagramnya @bemfisipunair. Sebagai sesama mahasiswa, saya turut berterima kasih dengan pendapat tersebut. Pasalnya, saya sudah kesal dengan keberadaan akun-akun yang tidak relevan dengan ruang akademik. Pertama, apa hubungan cantik dan ganteng dengan ruang akademik?
Kedua, kehadiran akun tersebut sangat berimplikasi terhadap seksisme. Bisa saja seseorang berkeinginan untuk tampil di akun tersebut yang berawal dari candaan, tetapi dibalik candaan tersebut seperti ada setitik harapan yang semakin membesar dari hari ke hari. Akhirnya, meledaklah keinginan untuk tampil di akun tersebut demi sebuah validasi. Sehingga, segala cara dilakukan untuk tampil di akun tersebut. Tanpa menyadari, kita semua adalah makhluk Tuhan yang sangat menawan, apalagi di depan Mak dan Aba.
Ketiga, tidak jarang akun tersebut mengomersialkan kontennya, contoh kecilnya adalah paid promote. Menyedihkan sekali bagi teman-teman yang wajahnya terlanjur tampil di akun tersebut, apalagi tanpa seizinnya, tertampar dua kali.
Apa tidak hina mengisi perut melalui wajah dan tubuh orang lain?
Keempat, mari kita berhitung, apa implikasi positif dari akun tersebut, dan apa implikasi negatif dari akun tersebut? Saya rasa rekan-rekan sudah punya jawabannya. Sudah saatnya akun seperti ini diboikot, tidak berlebihan bukan? Jika berlebihan, maka memboikotnya adalah tindakan yang bijak, titik.
Saya sangat berterima kasih kepada @bemfisipunair yang berani menyuarakan keresahan mahasiswa yang menolak standar cantik dan ganteng melalui satu jempol. Kita semua cantik dan ganteng, akan selalu begitu. Rasa syukur adalah salah satu cara untuk meraih kebahagiaan. Mari bersyukur dan memboikot akun-akun tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H