Pada tahun 2024, Indonesia memasuki fase baru dalam perkembangan ekonominya. Di tengah upaya pemulihan pasca pandemi dan dinamika global yang rumit, banyak pertanyaan yang muncul: Bagaimana prospek pertumbuhan ekonomi? Bagaimana mengendalikan laju inflasi? Dan, strategi apa yang efektif untuk mempertahankan stabilitas makroekonomi?
Optimisme Pertumbuhan Ekonomi:
Pemerintah optimis pada tahun 2024 Indonesia akan tumbuh lebih tinggi yakni di angka 5,2%, kemudian pada 2025 diproyeksikan mencapai kisaran 5,3-5,6%. Sedangkan untuk tingkat inflasi, pemerintah optimis inflasi Indonesia hingga akhir 2024 akan terus terkendali, di mana rata-rata tahunannya akan berada di bawah 2,80%. Berbagai indikator menunjukkan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan di kisaran 4,7-5,5% (yoy), ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, belanja pemerintah, dan investasi. Peningkatan upah minimum dan bantuan sosial pemerintah diyakini akan mendorong daya beli masyarakat, sedangkan belanja pemerintah untuk infrastruktur dan persiapan Pemilu 2024 turut memicu pertumbuhan.
Di sisi lain, sektor industri manufaktur dan ekspor juga diprediksikan bertumbuh, didorong oleh pemulihan ekonomi global dan peningkatan permintaan eksternal. Penguatan konektivitas digital dan hilirisasi industri diyakini menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Tantangan Menjaga Stabilitas:
Indonesia menghadapi beberapa peluang dan tantangan di tahun 2024. Pertumbuhan GDP yang bergantung pada faktor domestik memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengoptimalkan sumber dayanya sendiri. Di sisi lain, tantangan muncul dari ketidakpastian global, fluktuasi harga komoditas, dan kebijakan moneter yang harus dijaga seimbang. Meskipun optimisme menyelimuti, beberapa tantangan makroekonomi perlu diwaspadai. Inflasi masih menjadi perhatian utama, dengan BI menargetkan inflasi di bawah 4%. Tekanan inflasi global, harga pangan, dan volatilitas nilai tukar rupiah dapat menjadi faktor pendorong inflasi domestik.
BI perlu melangkah hati-hati dalam merumuskan kebijakan moneter. Di satu sisi, BI perlu menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi. Di sisi lain, kenaikan suku bunga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. BI perlu mencari keseimbangan yang tepat untuk menjaga stabilitas makroekonomi.
Membangun Ketahanan Ekonomi:
Untuk memaksimalkan peluang dan memitigasi risiko, pemerintah dan BI perlu memperkuat sinergi dan merumuskan strategi makroekonomi yang jitu. Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh:
1. Memperkuat ketahanan Ekonomi
- Diversifikasi ekonomi: strategi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi tertentu dengan mengembangkan berbagai sektor ekonomi lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap perubahan global, mengurangi risiko ekonomi, dan menciptakan lebih banyak peluang bagi pertumbuhan dan lapangan kerja. Diversifikasi dapat mencakup pengembangan industri baru, promosi inovasi teknologi, dan penguatan sektor-sektor non-pertanian seperti pariwisata, keuangan, dan jasa..
- Meningkatkan ketahanan pangan: upaya untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, terjangkau, dan berkualitas bagi seluruh populasi suatu negara atau wilayah. Ini mencakup langkah-langkah seperti meningkatkan produksi lokal, diversifikasi pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, promosi praktik pertanian berkelanjutan, dan peningkatan akses masyarakat terhadap pangan yang bergizi. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kerentanan terhadap krisis pangan, memperkuat kedaulatan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
2. Meningkatkan Daya asing
- Meningkatkan kualitas SDM: proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas individu dalam suatu populasi atau organisasi. Ini meliputi investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karier untuk memastikan bahwa tenaga kerja memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar kerja modern. Upaya ini juga mencakup peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas, pengembangan keahlian teknis, serta promosi inovasi dan kreativitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
- Memperkuat iklim investasi: upaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan menarik bagi investor, baik domestik maupun asing, untuk berinvestasi di suatu negara atau wilayah. Ini melibatkan berbagai kebijakan dan langkah, seperti penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kepastian hukum, stabilitas politik, transparansi, serta fasilitasi infrastruktur yang memadai. Tujuan dari memperkuat iklim investasi adalah untuk meningkatkan aliran investasi, mendiversifikasi ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
- Meningkatkan inovasi: proses untuk merangsang dan mendorong pengembangan ide-ide baru, teknologi, produk, atau layanan yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat dan ekonomi. Ini melibatkan promosi penelitian dan pengembangan (R&D), kolaborasi antara sektor publik dan swasta, fasilitasi inkubasi bisnis dan startup, serta penciptaan lingkungan yang mendukung kreativitas dan eksperimen. Tujuannya adalah untuk mempercepat kemajuan ekonomi, meningkatkan daya saing global, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kualitas hidup melalui solusi inovatif dalam berbagai sektor ekonomi.